Mohon tunggu...
Mufarokhah
Mufarokhah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyoal Model Pembelajaran

3 Oktober 2022   21:20 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:21 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat mempelajari bahan pengajaran. Ada tiga macam sistem sosial yang diberi nama struktur tinggi, struktur menengah, dan struktur rendah. Pola hubungan tinggi bila guru menjadi pemegang kendali situasi belajar, misalnya guru memonopoli kegiatan belajar di kelas dengan menggunakan metode ceramah sepanjang jam pelajaran. Pola hubungan menengah bila guru berperan sederajat dengan siswa, misalnya guru mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri. 

Dalam hal ini ada hal yang dipecahkan oleh guru, dan ada hal yang dipecahkan oleh siswa sendiri. Pola hubungan rendah bila guru memberi kebebasan pada siswa untuk belajar, misalnya guru memberi kebebasan kepada siswa untuk mengatur urutan langkah-langkah pemecahan masalah. Pemberian kebebasan tersebut bermaksud mendidik kemandirian siswa dalam memecahkan masalah. Sistem sosial dengan pola hubungan tinggi sejalan dengan semboyan pendidikan "ing ngarsa sung tuladha". Sistem sosial dengan pola hubungan menengah sejalan dengan "ing madya mangun karsa". Sedangkan sistem sosial dengan pola hubungan rendah sejalan dengan "tut wuri handayani".

Sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dikelas. Sebagai contoh, guru menyediakan atlas, peta sejarah Perang Dunia kedua, dokumen, uang Jepang dan ORI (uang Republik Indonesia tahun awal kemerdekaan), surat kabar dan majalah tahun 45-an, buku sejarah, dan nara sumber untuk melukiskan kisah proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia pada tahun 1945.

Keempat bagian model ini dikemukakn dalam setiap model pengajaran Joyce dan Well. Keempat bagian ini merupakan pedoman praktis bagi siapa yang berlatih trampil mengajar dengan model tertentu.

Memiliki dampak sebagian terapan model pengajaran. Dampak model pengajaran ada dua macam, yaitu (1) dampak pengajaran (instructional effects), dan (ii) dampak pengiring (nurturant effects). Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang dapat diukur secara langsung. Misalnya, siswa kelas satu belajar menjumlah dengan bilangan "1 sampai 9". Contoh  penjumlahan "5 + 4 =. ", "6 + 3 ..", "7 + 2" =..", dan sebagainya. Hasil belajar penjumlahan tersebut dapat dievaluasi secara langsung. Dampak pengiring adalah hasil belajar jangka panjang, bersifat tidak langsung, dan muncul sebagai akibat adanya tantangan di sekitar, contohnya siswa menjadi gemar belajar matematika sebab siswa selalu memperoleh angka tinggi di rapor. Siswa memperoleh pengalaman harga diri terhormat, oleh karena itu ia pada saat belajar di SMA berkeinginan memasuki fakulatas teknik.

Tiap model pengajaran mengemukakan tujuan pendidikan atau misi pendidikan, dasar teori belajar, urutan langkah pengajaran, prinsip reaksi, pola hubungan guru siswa, penunjang keberhasilan, dan dampak model. Hal yang ditampilkan teori model pengajaran tersebut merupakan bahan pertimbangan  guru untuk  merancang kegiatan  belajar-mengajar.

Setelah mempelajari ciri-ciri tiap model mengajaran Joyce dan Weil timbullah pertanyaan praktis sebagai berikut: "Bagaimana memilih dan merancang kegiatan  belajar-mengajar dengan menggunakan model pengajaran Joyce dan Weil ? hal-hal yang perklu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.

Mempelajari bahasan yang tertera dalam pokok bahasan atau subpokok bahasan dalam kurikulum.

Mempelajari  bahan pengajaran yang dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan keterampilan yang terkait dengan bahasan tersebut di atas.

Mempelajari secara seksama tujuan yang akan dicapai dengan bahan pengajaran tersebut di atas.

Mempelajari secara seksama ciri-ciri model pengajaran Joyce dan Weil yang akan digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun