Mohon tunggu...
Dain Mudrik
Dain Mudrik Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Berani maju adalah sebuah langkah untuk mencapai keberhasilan secara perlahan-lahan, karena waktu itu tidak ada yang mundur tetapi selalu berjalan kedepan. Tataplah masa depan, jadikan masa lalumu sebagai acuan evaluasi diri untuk menjadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Identitas Nasional dan Global Penting?

21 April 2020   23:49 Diperbarui: 21 April 2020   23:51 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika kita kaji lagi, apa identitas itu ? banyak yang berfikir identitas hanyalah sebuah ungkapan untuk seseorang, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, serta alamat, namun apakah hanya itu? Tidak. Identitas ialah sebuah anggapan diri terhadap sesuatu yang sudah ada di dalam diri kita, kita lahir di Negara Indonesia, berarti kita adalah orang Indonesia, kita lahir di keluarga islam, berarti kita agama kita adalah islam. Apakah semua itu masih bisa disebut identitas ?.

Kata "identitas" berasal dari kata "identity" yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain, contohnya bendera dan lagu kebangsaan setiap negara akan berbeda dengan negara lain. Sedangkan dalam terminologi antropologi kata "identitas" diartikan sebagai sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kasadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau negara lain.

Identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khasnya dan dengan ciri khas tersebutlah suatu bangsa akan berbeda dengan bangsa lain. Sehingga dengan demikian, identitas nasional akan melahirkan tindakan kelompok yang disebut atribut nasional.(Rizky, 2013)

Merujuk terhadap sikap para masyarakat yang tidak memiliki kebanggaan apapun terhadap bangsa dan negara, adalah salah satu sikap yang acuh tak acuh akan identitasnya, mereka seolah-olah tidak ingin menjadi bagian dari bangsa tersebut, padahal mereka tidak berfikir kalau mereka itu lahir ditanah bangsa tersebut, bagaimana kita harus menyikap seseorang bersikap demikan serta apa saja penyebabnya yang membuat mereka sudah tidak bangga terhadap bangsa dan negaranya ?.

Mungkin, karena dari pada masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda seperti kesukaan, hobi, mungkin lagu, apa saja yang dikategorikan privasi diri pasti memiliki perbedaan. Lalu, apa hubungannya kepribadian dengan sikap yang tak nasionalis?.

Contoh kecilnya adalah seseorang memiliki kepribadian yang tidak berkesinambungan terhadap lingkungannya, maka orang tersebut suatu saat akan memboikot atau memberontak dalam artianya tidak ingin menjalankan kedisplinan di lingkungan tersebut. Contoh lainnya seperti selalu berfikir negatif terhadap negara, menyangkut pautkan pemerintah, serta menindak sistem yang awalnya berjalan dengan baik, namun diabaikan begitu saja.

Nah, mulai dari sini di negara Indonesia, banyak masyarakat mulai bersikap otoriter, ingin menguasai kursi jabatan supaya bisa membangun negara maju dan makmur, tapi pada dasarnya sistem yang mereka tetapkan selalu membuat para masyarakat guram. Jadi, ini adalah penyebab dari disintergritas kepada bangsa. 

Prilaku seharusnya yang dicontohkan oleh para pejabat ialah memberikan wewenang hak suara kepada masyarakat untuk angkat suara, agar sistem yang akan dibangun untuk memajukan negara diterima dengan lapang dada oleh masyarakat, karena untuk membangun karakter nasionalis dibutuhkan 3 perkara, yaitu ; dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal seperti ini yang seharusnya melekat di hati orang-orang Indonesia dan selalu berpegang teguh terhadap aturan negara dan aturan agama.

Menyikapi dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila, sebagaimana orang Indonesia ini hanya menghafal 5 sila yang ada di dalam Pancasila, lalu buat apa mereka menghafal? Menghafal Pancasila adalah suatu kewajiban bagi masyarakat Indonesia, kemudian apa dengan cara menghafal kita bisa mengaktulisasikan sikap-sikap yang pancasilais? Tentu saja tidak, karena cara menghafal itu bukan dari suatu bentuk prilaku, namun menghafal itu termasuk suatu perbuatan untuk menghormati bangsa dan negara.

Lantas, kenapa banyak orang yang hafal Pancasila, tetapi tidak pancasilais? Suatu perkara atau pelajaran tidak dapat kita raih dengan sendirinya. Pastinya kita memerlukan penjelasan serta penggambar tentang nilai-nilai yang terkadung di dalam sila-sila tersebut, agar kita dapat mengamalkannya pada aktifitas kita sehari-hari dan menjadikan kita sebagai warga negara yang pancasilais.

Pada era globalisasi ini, ada 2 kemungkinan yang bisa kita aktualisasikan menjadi sebuah objek, yaitu paham dan tindakan. Dengan menggabungkan sikap keduanya, ada kemungkinan kita bisa merealisasikan tujuan serta keinginan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun