Mohon tunggu...
Mudjilestari
Mudjilestari Mohon Tunggu... Freelancer - Author motivator and mompreneur

Author, motivator, and mompreneur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekar Langit

10 Agustus 2022   09:36 Diperbarui: 10 Agustus 2022   09:42 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kabut masih enggan beranjak dari lereng gunung Telomoyo, meski matahari telah menyentuh ujung dedauan. Sekar merapatkan jaketnya menghalau dingin yang menusuk tulang. Mata coklatnya menatap takjub pada cucuran air yang jatuh dari bukit yang menjulang.  "Indah, ya?" Seseorang dengan suara seraknya yang khas tiba-tiba berdiri di samping Sekar.

"Huum," jawab Sekar, matanya tak bergeser dari panorama yang membuatnya kagum.

"Air Terjun Sekar Langit merupakan tetesan mata air dari puncak Gunung Telomoyo, gunung yang membatasi antara kota Salatiga dan Kabupaten Magelang. Berada di Desa Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang atau berada di lereng Gunung Telomoyo dengan ketinggian mencapai 30 meter," ujar Danar menjelaskan. Sekar menatap laki-laki bermata elang itu dengan mata setengah menyipit.

"Kenapa diberi nama Sekar langit?" tanya Sekar masih dengan tatapan yang mengandung tanya.

"Penamaan Sekar Langit diambil dari Bahasa Jawa,  yaitu Sekar yang berarti bunga, dan langit. Jadi jika diterjemahkan keseluruhan, Air terjun Sekar Langit berarti bunga yang jatuh dari langit."

"Wow, berarti namaku artinya bunga, dong?"

"Yup, mungkin orang tuamu berharap kelak kamu akan menjadi bunga dengan harum yang menyenangkan banyak orang," jawab Danar sambil menyubit hidung bangir Sekar.

"Konon, air terjun ini merupakan tempat yang dikaitkan dengan legenda Jaka Tarub dan Nawangwulan."

"Tunggu ...! Kalo nggak salah Aunty pernah bacakan dongeng itu," potong Sekar sambil mengingat-ingat.

"Bisa jadi, karena cerita ini cukup populer. Nawangwulan adalah bidadari dari kayangan yang tidak bisa kembali karena kehilangan selendangnya. Selendang itu diambil oleh Jaka Tarub yang saat itu sedang berburu dan melihat sekelompok bidadari dari kayangan sedang mandi," lanjut Danar.

"Oya, aku ingat ceritanya. Jaka Tarub lalu mengajak Nawangwulan untuk tinggal di rumahnya dan mereka pun akhirnya menikah." Sekar berkomentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun