Menjadi kan orang lain pintu surga, terkesan sebuah hal yang baru. Ternyata tidak lah demikian. Ini menjadi tema tausiah yang diberikan oleh Ustadz H. Bakri Maas, ustadz kondang dari Yogyakarta yang hadir dalam acara silaturrahim dan pengajian para alumni PGAN Padang. Acara berlangsung di rumah Hj. Afrida Muchtar di Komplek Perumahan Poris Gaga, Tangerang, Banten. Ustadz Bakri Maas alumni PGAN Padang, melanjutkan pendidikan nya di IAIN Jogyakarta dan bermukim di kota pelajar ini.
Ustadz Bakri Maas memberikan illustrasi tentang peluang hamba Allah untuk masuk surga, melalui, "orang lain". Rasulullah menyampaikan kepada para sahabat dan jamaah nya, bahwa "Akan datang seorang penghuni surga". Berita sangat menarik perhatian sahabat.
Tidak lama setelah itu, lewatlah seorang pria dari kalangan Anshar, berpakaian putih dan berjenggot. Para sahabat menyaksikan nya dengan takjub. Pada hari kedua dan ketiga, orang yang sama kembali datang. Kejadian ini tentu saja semakin membuat semakin penasaran para sahabat, termasuk Abdullah bin Amru. Dia ingin sekali mengetahui, amalan apa yang membuat orang yang akan menjadi ahli surga.
Abdullah bin Amru Al Ash, sahabat perawi hadist pertama, merencanakan agar bisa bermalam di rumah ahli surga ini, menyampaikan bahwa ia tidak bisa pulang kerumah selama tiga hari ini, Karena ada masalah keluarga dengan ayah nya. Ia memohon agar bisa menginap di rumah calon penghuni surga ini.
Orang itu pun menjawab, "Mari, dengan senang hati." Selama tiga hari berturut-turut Ibnu Amru tinggal di sana. Namun, ia tidak menjumpai orang itu melaksanakan shalat tahajud atau amalan-amalan istimewa lainnya. Amalannya sehari-hari biasa-biasa saja. Ia tidak pernah sekalipun mendengar orang itu mengucapkan perkataan yang tak baik. Setelah tiga hari, Amru bertanya, "Wahai hamba Allah, ketahuilah, sebenarnya antara aku dan ayahku tidak terjadi perselisihan tidak menemuinya selama tiga hari. Aku hanya ingin tinggal di rumahmu, mendengar Nabi Salallhu alaihi was salampernah berkata selama tiga hari berturut-turut, akan muncul di antara kami seorang ahli surga."
"Dan selama tiga hari itu pula yang muncul di hadapan kami adalah dirimu. Karena itu, aku ingin tahu lebih dekat mengetahui, apa amalan yang engkau lakukan sehingga, Rasul menyampaikan engkau ahli surga. Terus terang saja, selama tiga hari aku di sini tidak pernah kulihat engkau melakukan amalan yang istimewa."
"Sebenarnya apa rahasia amalanmu yang membuat Rasulullah mengatakan bahwa kau ahli surga?" tanya Ibnu Amru lagi. Orang itu berkata, ''Ya, benar, amalanku adalah seperti yang kamu saksikan. Namun, aku tidak pernah merasa iri atau dengki kepada seorang pun atas kebaikan atau kenikmatan yang didapatkannya dari Allah SWT."
Perilaku keseharian sahabat itu, adalah kiat pertama menjadi kan orang lain sebagai pintu surga. Sebuah kehidupan bermasyarakat yang tidak pernah terbetik iri dan dengki pada hamba Allah yang lain.
Kiat kedua adalah balasan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Yaitu orang-orang yang gemar bersedekah dikala lapang dan sempit. Ingat kan kisah Umar Bin Chatab yang menangis saat menyaksdikan bagaimana tempat tinggal dan fasilitas rumah Abu Darda, "Sahabat ahli hikmah" yang sangat sederhana. Dia selalu bermunajat untuk ampunan Allah. Lihat surat Ali Imran ayat 133, artinya "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa".