Mesjid Taqwa Menteng Raya, Pusat Da'wah Muhammadiyah menjadi titik silaturahmi kami dengan dia. Tiap Ahad pagi, ia memberikan tausiah dalam bentuk kajian tafsir. Bahan untuk setiap pertemuan dipersiapkan dan di gandakan sendiri.
Aktif mendukung Sekolah Dhuafa SMP IT Al Muttaqien di Bogor, melakukan kunjungan sekolah ini dan mengorganisir penggalangan dana dari rekannya, keluarga untuk sekolah ini. Aktif juga di Alumni PGAN, IKBAL AMM Sumbar Jaya di sela sela jabatan nya di MTDK PP Muhammadiyah. Tidak hanya hadir, tetapi memberikan motivasi dan tausiah
Tahun 2018 sahabat Suhairy memperoleh ujian dari Allah. Ia jatuh sakit tidak bisa bergerak sendiri dan harus menggunakan kursi roda, kata dokter stroke. Dirawat di Bekasi dan kemudian di RSPAD Gatot Subroto. Beberapa bulan di rawat di Padang. kembali ke rumahnya di Perumahan Pasir Putih, V.,5 yang berada di dekat Mesjid Taqwa.
Ketika bertemu di rumahnya 20 Maret 2019, Dia dibangun kan dan saat bertatap muka dia kaget. Dia minta dibawa ke luar kamar menggunakan kursi roda Saat istrinya menydiakan minuman, tangannya bergerak meminta kami.mencicipi minuman dan penganan yang di hidang. Kelihatan matanya berkaca kaca, bahasa kiasan kegembiraan ketemu sahabat lama.
Dia telah berpulang kerahmatullah di RS M Jamil, Padang jam 13.15, 16 April 2019, dengan usia 68 tahun. Hanya dua puluh tujuh hari setelah kami ketemu terakhir di rumahnya di Padang, Almarhum dimakamkan Rabu 17 April 2019 di Jambu Air, Bukittinggi, setelah shalat Zhuhur.
H. Syahminan Lubis, Dicintai Murid
Alm Syahminan Lubis berrpulang kerahmatullah 11 September, 2019 pada jam 8.30 malam di rumah sakit. dimakamkan di TPU Kampung Serap, dekat GDC, Depok ba'da zhuhur, 12 September 2019. Almarhum di panggil Illahi Rabby pada hari yang sama dengan meninggalnya mantan Presiden BJ. Habiby. Adalah 40 tahun lalu, saya ingat pada tahun 1974 merantau ke Jakarta usai menamatkan tingkat bachaloriat di IAIN Imam Bonjol Padang. Berangkat ke Jakarta ketemu almarhum dan menitip tolong "lihat amak jo apak" di Purus Kebon. Karena almarhum demikian dekat dengan orang tua saya selama ini, sering mampir ke rumah. Sudah seperti anaknya sendiri.
Pada awal kedatangan almarhum ke Jakarta tinggal di Mesjid di belakang Pasar Rumput, Manggarai. Saya beberapa kali mampir ke mesjid ini dan berkenalan dengan keluarga dan guru almarhum di Tamiang. Sebaliknya ia sering bersilaturrahmi ke rumah Ibu Nurhayati di Prumpung, ponakan bapak.
Saya diterima sebagai peserta program di Pelatihan Peneliti Muda di LP3ES, tahun 1975. Pelatihan akan berlangsung tiga bulan, sehingga tidak dapat lagi menjadi guru honorer di SMEP Matraman. Saya menawarkan pada almarhum, mau-nggak menjadi guru honorer untuk mata pelajaran agama. Dengan spontan dia jawab, "Itu nan ka ambo tanyokan, siap bana". Kalau jadi guru, "Indak bisa doh saroman kito dulu di Padang, penampilan mirip anak mudo". Mulailah almarhum menjadi guru di SMEP itu, sambil jalan mengurus pengajuan agar bisa menjadi PNS dan melanjutkan pendidikan S.1 nya.
Bertahun-tahun nggak ketemu almarhum, saya masuk dunia pemberdayaan masyarakat di LP3ES, sementara dia tetap jadi guru. Selalu kakak saya Nurhayati Rivai, bercerita tentang almarhum. Pertemuan lebih intensif dimulai kembali di tahun 2003, ketika paguyuban perantau IKBAL AMM Sumbar Jaya didirikan.
Ketika sekolah dhuafa SMP IT Al Muttaqien di Bogor mengalami kesulitan mencari kepala sekolah, almarhum menawarkan H.Usman sebagai kepala sekolah dan memberikan dukungan moril dan juga infak. H. Usman adalah wakil Kepala Sekolah SMP N 46, ketika almarhum menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMP N ini.