Mohon tunggu...
Muchtar Adam
Muchtar Adam Mohon Tunggu... -

Muchtar Adam, lahir 10 September 1939 di Benteng, Selayar, Sulawesi Selatan, adalah Pemimpin Pondok Pesantren al-Qur ân Babussalam, Ciburial Indah, Dago-Atas, Bandung Utara. Pernah menjadi dosen agama UNPAD sejak 1974-1989.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanggung Jawab Ulama, Intelektual dan Cendekiawan Menghadapi Kehancuran Bangsa

6 Desember 2009   12:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggung jawab ulama, intelektual
Dan cendekiawan menghadapi kehancuran bangsa.

Tafsir al-Qurân surah Hûd [11] : 116-117yang artinya :

"Maka mengapa tidak ada dari ummat-ummat sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari pada mengerjakan kerusakan dimuka bumi, kecuali sebahagian kecil diantara orang-orang yang telah Kami selamatkan diantara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. "

Ayat ini menggambarkan gerakan cendekiawan masa lalu yang turut hanyut dalam kebobrokan sosial kecuali sedikit yang berani mengemukakan dan menegakkan kesalehan sosial, maka Allah Swt menghancurkan bangsa itu, ketika sebagian besar intelektual, cendekiawan dan ulama hanyut bersama dalam dunia syahwat materil karena pengaruh kemewahan duniawi yang semu, serta pengaruh kekuasaan.

Ungkapan ayat tersebut agaknya saat ini juga cocok sekali berdasarkan munculnya gejala-gejala dalam masyarakat.

"Para intelektual dan cendekiawan yang pasti berjuang mencegah munculnya kekacauan dan kehancuran dibumi ini serta orang-orang yang mempunyai keutamaan dan moral tinggi yang melarang bangsanya dari mengerjakan kerusakan dimuka bumi. Demikian juga para ahli taat, ahli agama, intelektual dan yang berpandangan jauh ke depan hendaknya melaksanakan gerakan anti maksiat dan anti penghancuran dunia serta kehancuran sosial dan kebobrokan masyarakat. Dan para kelompok ini terus berjuang mencegah bangsanya dari keingkaran, kemusyrikan serta mencegah penyembahan kepada patung-patung rasio serta mencegah dari segala kemaksiatan, karena hal itu akan menghancurkan bangsa dan masyarakatnya. Kelompok Intelektual dan Ahli Ibadah ini tidak henti-hentinya melaksanakan gerakan tersebut agar bangsanya terhindar dri kehancurannya.

Kita akan heran jika bangsa ini menempuh jalan kerusakan seperti bangsa-bangsa dahulu yang telah diporak-porandakan olah Allah seperti kaum ‘Âd, Tsâmûd, dan kaum-kaum yang lain yang telah diungkapkan oleh Allah Swt dalam al-Qurân yang telah menciptakan kerusakan dan kebinasaan dimuka bumi ini melalui pola hidup mewah.

Allah Swt telah mengungkapkan kejahatan mereka pada kemanusiaan berupa ketidak adilan sosial serta ketidak adilan dalam hukum, sehingga tercipta gap antara sikaya dan simiskin, dan antara pejabat serta rakyat jelata.

Wajib bagi mereka yang selamat dari azab bangkit mencegah dari kerusakan karena nikmat Allah yang diberikan kepada mereka akibat intelektualitasnya, kemampuannya, serta bangkitnya ulama-ulama mukhlis pada mereka dan argumentasi yang mereka miliki.

Disini dapat difahami karena mereka yang tersisa dari kehancuran, agar bangkit sebagai pahlawan kemanusiaan menebarkan rahmat dan kasih sayang bagi lingkungannya, sehingga dapat menegakkan keadilan sosial yang dipancari nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Gejala kezaliman sosial nampak dengan jelas dihadapan kita dari kasus nenek Minah, yang mencuri 3 buah kakao dengan hukuman percobaan 3 bulan, kasus mencas hp yang ditahan 80 hari, kasus pencurian semangka yang dihukum, kasus pencurian kapas yang dihukum, kasus yang menulis di face book berkeluh kesah tentang kejelekan pelayanan rumah sakit kemudian dihukum .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun