Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami QS Adh Dhuhaa: Catatan untuk Penceramah Evie Effendi

22 Juli 2020   10:19 Diperbarui: 22 Juli 2020   10:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diberbagai channel youtube khususnya zona Indonesia news menayangkan ceramah seorang penceramah bernama Evie Effendi. Dalam ceramahnya, sang penceramah mengatakan bahwa setiap manusia itu bodoh awalnya, dhollang fahada dalam surah Adh Dhuha, termasuk Muhammad. Maulid nabi itu memperingati apa? Berarti memperingati kesesatan muhanmad. Begitu kira2 cuplikan dalam ceramahnya.
Kontan, ceramahnya menjadi bahan cemoohan karena dianggap menghina Rasullah Muhammad SAW.

Dari sisi cara pemahaman terhadap ayat, Evie Effendi jelas tidak memperhatikan etika dan tatacara memahami suatu ayat. Dia asal berkata tanpa memahami makna kata perkata dan juga tidak melihat sebab turunnya ayat ( asbabun nuzul) atau kontekstualnya. Akhirnya apa yang disampaikan itu jauh dari makna yang seharusnya.

Qur'an Surah Adh Dhuhaa terdiri dari 11 ayat yaitu " Demi waktu dhuha, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak akan meninggalkan kamu dan juga tidak akan membencimu, dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan, Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunianya kepadamu lalu hatimu menjadi  puas,bukankah Dia mendapatimu sebagai orang yatim lalu Dia melindungimu, Dan Dia mendapatimu orang yang bingung lalu Dia memberi petunjuk. dan Dia mendapatimu orang yang kekurangan lalu Dia memberimu kecukupan..... (QS. Adh Dhuha : 1-8).

Diriwayatkan oleh Hakim, Baehaqie dalam Dala'il Thabrani, bahwa asbabun nuzul surat ini merupakan jawaban atas pertanyaan dan tuduhan sekaligus hinaan orang kafir Makah yang menganggap kalau Tuhan Allah swt sudah meninggalkan atau melupakan Rasulullah Muhamad SAW karena beberapa saat Allah swt melalui malaikat jibril tidak menurunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw.

Berdasarkan asbabun nuzul tersebut dengan mudah dapat dipahami bahwa QS. Adh Dhuhaa bertujuan memberi ketegasan bahwa Rasulullah Muhammad SAW selalu dijaga, dibimbing langsung dari Allah swt sehingga tidak mungkin terjeremud kedalam hal hal yang tidak diridloi Allah swt. Dengan kata lain Rasulullah Muhammad Saw adalah sosok manusia yang terjaga dari perbuatan salah. Ketika Evie Effendi mengatakan dalam chanel youtube bahwa Rasulullah Muhammad bodoh pernah sesat yang tidak disertai penjelasan yang utuh maka justru pernyataan tersebut sesat dan menyesatkan.

Dhollang fahada dalam surah tersebut lebih banyak di terjemahkan dengan kata bingung yang maknanya Rasulullah Muhammad Saw pernah mengalami kebingungan dalam menjelaskan kebenaran yang sulit dijangkau dengan akal manusia. Rasulullah juga pernah bimbang atau bingung tentang hasil dakwah yang dilakukan. Melakukan dakwah bertahun tahun tapi belum banyak yang mau beriman. 

Atas dasar itulah, Allah swt memberi jaminan bahwa apapun situasi dan kondisi yang dialami Rasulullah, Allah akan selalu bersama dan menjaga. Rasulullah tidak perlu bimbang, bingung dan bersedih. Ada ayat wal akherotu khoerulaka minal ula ( dan sesunguhnya hasil akhir itu akan lebih baik dari permulaan). Hal ini menandakan bahwa apa yang dialami Rasulullah saat itu pasti akan menghasilkan sesuatu yang indah.

Pelajaran yang bisa diambil adalah jika kita melalukan sesuatu yang benar walaupun saat melakukan kebenaran mengalami kesulitan atau dicaci dan dicemooah yakinlah bahwa pada akhirnya akan memperoleh atau merasakan keindahan.

Ada sebagian kata  dhollang fahada diterjemahkan dengan sesat. Semua ahli tafsir mengatakam bahwa sesat yang ada dalam surah Adh Dhuhaa itu bukan sesat yang berkaitan dengan aqidah atau keimanan melainkan berkaitan dengan urusan duniawi dan urusan dengan sesama manusia. Seperti saat Rasululullah Muhammad SAW berdagang di negeri syam pernah tersesat jalan, yang akhirnya harus muter jalan.
Catatan

Siapapun yang sudah berani memberikan tausiyah/ ceramah agama harus membekali diri dengan wawasan ilmu pengetahuan yang cukup / memadahi.

Masalah agama tidak cukup hanya di jelaskan  melalui ilmu agama yang bersifat dokrin saja, tetapi harus di jelaskan dengan wawasan ilmu humaniora dan eksakta. Apa lagi menjelaskan  ayat al qur'an dan hadis mutlaq perlu mengetahui asbabun nuzul ayat dan asbabul wurudl hadis yang lebih dekat dengan wawasan ilmu sosiologi, psikologi dan antropolgi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun