Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye Tidak Cukup Damai tapi Harus Berkualitas

18 Oktober 2018   08:18 Diperbarui: 18 Oktober 2018   08:38 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang berkata, kampanye pemilu  yang dilakukan masing masing peserta pemilu khususnya pasangan capres cawapres masih di dominasi materi yang bersifat uneducabel ( tidak mendidik). Masih sering kita lihat lewat televisi, para tim kampanye memaparkan materi dengan gestur yang emosional dan kalau bicara ngotot ingin mendominasi pembicaraan yang akhirnya eyel eyelan (debat kusir). 

Isi pesan yang di sampikan juga masih banyak yang bernuansa ujaran kebencian dan kalau tidak ujaran kebencian ya  lebih banyak mengklaim hasil karyanya ( bagi kelompok incumbent) dan terkesan mencari cari kesalahan ( bagi kubu penantang/ oposisi).

Postingan di sosial media juga sering tidak nyambung atau tidak  relevan antara satu kasus dengan lainya. Hal hal yang sebenarnya tidak ada kaitanya  terlalu dipaksakan untuk di kaitkan dengan masing masing kelompok pasangan capres cawapres. 

Misalnya, penganiayaan yang menimpa seseorang di opinikan sebuah kejahatan sistem kepemimpinan ( rezim), kebohongan oleh segelintir orang dimaknai suatu konspirasi untuk menjatuhkan citra kepemimpinan. 

Pemanggilan kepada seorang tokoh yang hanya untuk memperjelas suatu tindak pidana di opinikan kriminalisasi, ada seseorang yang batal berceramah di sebuah kampus di pahami skenario besar untuk membungkam kelomlok kritis.

Kedua kubu pasangan calon belum bisa menampilkan kampanye yang sejuk damai, apa lagi berkualitas. Di era yang sebentar lagi di sebut generasi industri 4.0, akan banyak tantangan dan kompleksnya persoalan bangsa. Kampanye di pemilu prrsiden 2019 tidak cukup hanya dengan damai tetapi harus berkualitas.

Kampanye damai menekankan kepada cara penyampaian dan materi yang santun dan cara cara yang sesuai aturan sehingga suasana sosialnya terasa adem, damai penuh persahabatan dan kekeluargaan. Kampanye berkualitas selain damai harus berisi materi yang mencerahkan, mencerdaskan karena berisi materi yang rasional (mudah dipahami), obyektif ( sesuai dengan fakta di lapangan), sistematis (rinci, terukur dan teramati).

Kelompok incumbent tidak cukup hanya bercerita produk produk yang telah dicapai di masa lalu tanpa di dukung dengan data akurat yang bisa duoertangung jawabkan. Kelompok incumbent memiliki kelebihan sekaligus bisa jadi kelemahan jika tidak melakukan kampanye yang damai dan berkualitas. 

Artinya kelompok incumbent sudah memiliki bukti kinerja, tetapi jika bukti keberhasilan tidak diimbangi dengan data yang akurat maka rakyat akan sulit mempercayainya. Oleh sebab itu pola kampanye kelompok incumbent selain mensosialisasikan keberhasilan yang di dukung data yang akurat juga di sampaikan juga program 5 tahun mendatang yang lebih detail, berbasis data sehingga terukur dan teramati.

Bagi kelompok penantang ( oposisi), tidak cukup hanya dengan lemparan atau tuduhan kegagalan kepada pemerintah. Tidak cukup hanya  dengan slogan slogan yang masih global tanpa di jelaskan langkah langkah yang detail dan jelas. 

Misalnya, lontaran atau kritik bahwa kekayaan Indonesia jangan di bawa ke luar negeri, kritik yang mengatakan Make Indonesia Great Again jangan hanya di ucapkan tanpa penjelasan langkah langkah yang kongkrit, realistis dan sistematis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun