Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentino, Asian Games dan Nasionalisme Bangsa Indonesia

14 Agustus 2018   17:41 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:30 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Insan olahraga khususnya para pecinta sepakbola pasti mengenal sosok komentator bola bernama Valentino Simanjutak yang dikenal dengan sebutan bung "jebret", bung Valen dan ada yang memanggil dengan sebutan bung Prahara. Pria kelahiran Jakarta, 11 juli 1982 ini, memiliki ciri khas ketika sedang menjalankan tugas profesinya sebagai komentator bola. Kata kata yang di pilih selalu bernuansa homuris, menarik, edukatif dan mampu "membakar" semangat rasa kebangsaan (nasionalisme).

Setiap kali pertandingan bola akan dimulai, apa lagi saat anak anak Indonesia berhasil menjebol gawang lawan, Bung Jebret selalu memiliki jargon 3 kali bertanya : " Siapa kitaaa"? Indonesia..!! Siapa kitaaa? Indonesia.  Siapa Kitaaa ? Indonesia... Kata kata ini memiliki makna sangat dalam terkait  dengan nasionalisme bangsa Indoensia. Kata kata tersebut juga di gelorakan pada saat Indonesia terlihat kurang semangat  dalam bertanding. Sehingga untuk " menginjeksi" semangat para pemain, Valentino juga menggelorakan dengan jargon tersebut. 

Apa artinya semua ini? Valentino Simanjutak yang aktif sebagai pengurus Assosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) selalu mengingatkan kepada kita bangsa Indonesia bahwa apapun suasananya, seperti apapun kondisinya, kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap bersatu, bersemangat membela dan mempertahankan negara Indonesia tercinta.

" Salam nasionalisme" versi Valentino Simanjutak " Siapa kitaa? Indonesia. Siapa Kitaa? Indonesia. Siapa Kitaa?? Indonesia. Perlu disosialisasikan tidak hanya di event olahraga saja tetapi harus dikembangkan dievent olahraga tingkat ASIA yang sebentar lagi akan di buka.

Asian Games yaa Asian games, pesta olahraga tingkat Asia harus bisa melahirkan jargon yang menarik dan edukatif dalam rangka membangun rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Sudah ada bukti, bahwa olahraga khususnya sepakbola mampu menyatukan semua kepentingan politik. Apapaun partainya, siapapun calonnya dalam pilkada, jika Timnas Indonesia bermain dengan negara lain, semuanya tanpa komando, secara otomatis mendukung timnas Indonesia. 

Event olahraga Asian games yang berlangsung selama 2 minggu di Jakarta dan Palembang harus menjadi sarana untuk menumbuhkan semangat nasionalisme melalui jargon, atas salam nasionalisme seperti yang telah di miliki Valentino Simanjutak dalam event sepekbola.

Para komentator semua cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Asian Games harus memiliki kreativitas, dan inisiatif menemukan kata kata yang indah, menarik, humoris, edukatif yang bisa membangkitkan jiwa nasioanlisme seluruh bangsa Indonesia. 40 (Empatpuluh) cabang olahraga yang dipertandingkan di Asan Games bukan jumlah yang kecil jika bisa dijadikan sarana untuk menemukan jargon, kata kata yang menarik dan unik untuk membangun kekuatan nasionalisme Indonesia.

Nasionalisme Pancasila

Nasionalisme bagi bangsa Indonesia adalah Nasionalisme Pancasila yaitu suatu keyakinan untuk memiliki bangsa Indonesia selalu berdasar pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Menumbuhkan semangat untuk menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya dilakukan melalui forum forum Pendidikan formal (sekolah), pelatihan, penataran. 

Jiwa nasionalisme bisa dilakukan secara menarik dan menyenangkan yaitu melalui berbagai forum olahraga yang nota benenya sangat dicintai bangsa Indonesia khususnya para kaula muda.

Laporan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan tahun 2017 menyebutkan bahwa pemuda adalah kelompok masyarakat yang memiliki rentang usia antara 16-30 tahun. Indonesia memiliki jumlah pemuda 24.5 % dari total penduduk yang mencapai 252 juta orang. Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar untuk di pengaruhi atau dikembangkan semangat nasionalismenya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun