Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Seperti Jembatan Kedung Kandang, Harus Ada Unsur Mistis di Balik Banjir Kajoe Tangan

26 Desember 2020   23:50 Diperbarui: 26 Desember 2020   23:53 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Kawasan Kajoe Tangan (Foto: Times Indonesia) 

Pembangunan kawasan Heritage yang berada di Kajoe Tangan Kota Malang bersamaan dengan pembangunan Jembatan Kedung Kandang. Bagi warga Kota Malang, dua proyek besar ini merupakan hal yang cukup vital karena memiliki nilai cerita yang kuat di dalamnya.

Jembatan Kedung Kandang misalnya, baru terealisasi setelah beberapa tahun tidak tergarap atau "mangkrak". Wali Kota Malang, Sutiaji, tercatat sebagai nama pemimpin yang sukses membangun Jembatan Kedung Kandang karena dua wali kota sebelumnya bisa dikatakan belum sanggup merealisasikannya.

Sekadar informasi, proses Jembatan Kedung Kandang sempat tertunda beberapa tahun lantaran ada kasus hukum yang sempat mendera dalam prosesnya. Hal itulah yang membuat pembangunan sempat ditunda, meskipun sudah dianggarkan. Alasannya, karena kehati-hatian wali kota saat itu dalam realisasinya.

Baru setelah beberapa tahun menanti, warga Kota Malang akhirnya dapat menikmati jembatan yang konon bisa memecah kemacetan di kawasan Kedung Kandang tersebut. Maklum saja, di kawasan Cemoro Kandang sudah terdapat jalan keluar tol Malang - Surabaya, sehingga keberadaan jembatan itu dianggap penting adanya.

Proses  pembangunan Jembatan Kedung Kandang itu-pun juga tak lepas dari "drama". Salah satu yang sempat jadi buah bibir adalah plengsengan yang dijadikan pijakan jembatan Kedung Kandang itu bolak balik ambrol atau lengser.

Hal ini juga menjadi perhatian DPRD Kota Malang yang sigap melakukan inspeksi mendadak di kawasan itu. Apa yang dilakukan oleh wakil rakyat dari Komisi C itu sungguh harus diapresiasi karena Jembatan Kedung Kandang adalah proyek vital yang harus selesai tahun 2020.

Hasil sidak, publik disuguhkan dengan statemen yang cukup mencengangkan. Alasan plengsengan ambrol bukan faktor teknis. Melainkan faktor non teknis yang berkenaan dengan hal hal mistis. Sejauh yang pernah diberitakan, Ketua Komisi C menyebut jika ada penunggu di kawasan Jembatan Kedung Kandang. Itupun ia dapat informasi dari warga sekitar. Faktor mistis.

Tapi apapun faktor mistis itu, akhirnya Jembatan Kedung Kandang selesai dibangun. Belum dilaunching, warga sudah berbondong-bondong untuk melihat jembatan yang menjadi impian itu. Ramai warga melakukan swafoto dan tak sungkan-sungkan mengunggahnya ke media sosial.

Jembatan Kedung Kandang menjadi semacam "arena" wisata baru bagi warga sekitar bahkan sebelum dilaunching secara resmi oleh Pemerintah Kota Malang.

Kebalikan dengan Jembatan Kedung Kandang, proyek amibisius menjadikan Kajoe Tangan sebagai kawasan Heritage justru berbuah sebaliknya. Sampai detik ini penulis tidak pernah melihat masyarakat berswafoto dengan bangga di kawasan yang konon disulap mirip bak Malioboro Jogjakarta itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun