Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Cinta dan Sufisme dalam Film India (Bagian 1)

22 Januari 2020   15:17 Diperbarui: 25 Januari 2020   19:01 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan gambar dari Lagu Chayya Chayya dari Film Dil Se | Foto: via tabloidbintang.com

Kisah Cinta dengan Sentuhan Sufistik

Tahun 2008 aktor ternama asal India, Shah Rukh Khan merilis film terbarunya berjudul "Rab Ne Bana Di Jodi". Mengusung genre drama komedi, awalnya penulis menduga film ini hanya sekadar menampilkan adegan khas sang aktor jika tampil dalam film dengan tema serupa.

Sebut saja film "Dilwale Dulhania Le Jayengee", "Duplicate", "Yess Boss" atau "English Babu Desi Mem". Pada empat film yang penulis sebut, Shah Rukh Khan sangat ikonik dan sukses berperan sebagai pemain utama dengan ciri khas yang dibawakannya.

Beradu akting dengan aktris yang sedang naik daun, Ansuhka Sharma, ternyata film ini jauh diluar apa yang saya bayangkan. Shah Rukh Khan tampil luar biasa dengan kualitas akting yang mumpuni.

Lebih dari itu, ini adalah film cinta berbalut religi, lantaran banyak pesan sufistik di dalamnya. Sehingga untuk menikmati film India dengan muatan religi, penulis tak perlu mencari judul yang dilekatkan dengan simbol agama tertentu, seperti di Indonesia, seperti "Ayat-ayat Cinta", "Munajat Cinta", dan beberapa film egoistis yang melegimitasi poligami atas nama agama.

"Rab Ne Bana Di Jodi", sebagaimana penulis singgung, mengandung anasir-anasir sufisftik baik yang terdapat tema kisah besarnya maupun dalam lirik lagu yang diusung dalam soundtracknya.

Film ini secara garis besar berkisah tentang keikhlasan seorang pria yang mencintai kekasihnya. Sampai-sampai ia rela tidak menjadi dirinya sendiri, demi kekasih yang dicintainya.

Dalam satu dialog yang fenomenal dalam film ini, karakter Suri yang diperankan Shah Rukh Khan berujar jika cinta itu muara utamanya adalah dari hati, bukan dari penampilan.

Dalam konteks fisik, Suri bisa menjadi siapapun, tapi tetap hatinya hanya untuk yang maha kasih dan dalam film ini ada pada personifikasi Taania yang diperankan Anushka Sharma.

Apa yang disampaikan Suri mengingatkan saya akan sebuah kalimat sufistik dalam bahasa arab, yang kira-kira bunyinya begini "Innallaha Laa Yandzur Shawarikum, Walaa Kinnallaha Yandzur Qolbikum," (Allah tidak melihat hamba dari kondisi fisiknya, melainkan menilai hambanya dari keikhlasan hatinya).

Gambaran Suri dalam kisah film itu tak lain adalah seorang pecinta yang mencintai kekasihnya dengan sangat ikhlas. Kisah Suri sebagaimana disebutkan Makhfud Ikhwan dalam sebuah tulisannya, seperti cerita Rabiah Al Adawiyah yang tulus ikhlas mencintai Tuhannya.

Karenanya, dalam sebuah soundtrack lagu dalam film "Rab Ne Bana Di Jodi" terdapat sebuah lirik yang erat bermuatan sufistik yakni "Tujh Mein Rab Tikhta Hai Yaaraa Main Kya Karoon" (Aku melihat Tuhan dalam dirimu, lalu aku bisa apa?).

Lirik "Aku melihat Tuhan dalam dirimu" sebagaimana dalam film "Rab Ne Bana Di Jodi" sebenarnya mengingatkan syair Ibnu Ajibah yang mengomentari gagasan kesatuan alam dari Ibnu Farabi. Dalam sebuah tulisan disebutkan syair itu berbunyi "Undzur Jamaali Syaahidan fii Kulli Insaan" (lihatlah keindahan-Ku tampak pada semua manusia). Sama halnya Chayya Chayya yang sempat melambungkan nama mantan polisi Norman Kamaru di jagat dunia hiburan .

Kala itu, Norman yang masih menjabat sebagai Anggota Polisi membikin video dengan lagu "Chayya Chayya" dari film "Dil Se" yang diperankan Shah Rukh Khan dan Manisha Koirala.

Lagu luar biasa yang diciptakan komposer ternama A.R Rahman ini, menurut penulis, menjadi terdegradasi makna sufistiknya di Indonesia sejak era Norman Kamaru.

Padahal, lagu ini liriknya diangkat dari lagu "Tere ishq ne nachaya kar thaiyya thaiyya" karya Bulleh Shah. Lagu ini merupakan lagu sufistik yang mengambarkan bagaimana kecintaan hamba pada sang Khalik.

Dikemas secara puitis, "Chayya Chayya" sebenarnya adalah lagu kunci dari film "Dil Se" itu sendiri. Disutradarai sineas sekelas Mani Ratnam, "Dil Se" merupakan film tentang drama percintaan yang dibalut dengan konflik di kawasan perbatasan.

"Dil Se" bercerita tentang seorang jurnalis bernama Amarkanth Varma (Shah Rukh Khan) yang jatuh cinta dengan Meghna (Manisha Koirala). Mereka berdua bertemu dalam sebuah perjalanan menuju salah satu kawasan.

Digambarkan Amarkanth Varma yang dikenal sebagai jurnalis ambisius, sombong, dan energik akhirnya harus takluk dengan cinta sejatinya yakni, Meghna. Karenanya, perjumpaan Amarkanth dan Meghna langsung dibumbui lagu "Chayya Chayya" oleh sang sutradara.

Secara harfiah "Chayya Chayya" diartikan dalam sebagai "bentuk", atau dalam bahasa Inggris "Shape". Merujuk kembali kepada karya awalnya "Tere ishq ne nachaya kar thaiyya thaiyya" yang disadur menjadi lirik "Chayya Chayya", maka makna lagu itu menungkap tujuh unsur cinta sebagaimana diungkap dalam sastra Arab klasik yakni: atraksi, kegilaan, cinta, hormat, ibadah, obsesi dan kematian.

Perjumpaan Amarkanth Varma dengan Meghna digambarkan sang sutradara sebagai perjumpaan antara pecinta dan yang dicintainya. Sehingga tujuh unsur itu tidak bisa lepas dari seorang pecinta yang menjatuhkan hati untuk dzat yang dicintainya.

Film "Dil Se" secara plot mengikuti tujuh unsur tersebut, dimana Amarkanth Varma harus mengubah hidupnya karena jatuh hati dengan Meghna yang diketahui adalah seorang teroris.

Film ini diakhiri dengan kematian dua insan yang jatuh cinta melalui sebuah bom bunuh diri yang gagal diledakkan untuk publik.

Dua film di atas adalah contoh bagaimana perjumpaan sufisme dengan film India. Sebenanrnya, hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam Industri film India, karena banyak karya-karya sufistik dalam lagu maupun puisi yang tersebar di India pada zaman lampau.

Meski ada beberapa penulis yang mencoba melacak jejak unsur-unsur Islam dalam film India, sehingga banyak aktor, cerita dan pencipta lagu dari kalangan muslim, namun tidak semuanya memamsukkan unsur sufisme dalam karyanya.

Film "Joodha Akbar" yang diperankan oleh Hritihik Roshan dalam sebuah lagunya menampilkan musik Qawalli dengan jelas juga mempertontonkan tarian sufi khas Turki. 

Sang aktor, tak ragu-ragu untuk menari dengan gerakan berputar seperti layaknya orang yang sedang thawaf dalam Ka'bah.

Lebih dari itu, seorang komposser asal India yang berhasil meraih piala Oscar, A.R Rahman, banyak mengusung unsur-unsur religius berkiblat sufisme dalam setiap karyanya.

Lebih dari sekadar menampilkan unsur sufisme, Rahman juga mengurangi sekat persinggungan antar agama khususnya Islam dan Hindu. Bahkan, di tengah Perdana Menteri Narendra Modi yang makin meruncingkan hubungan antara Islam dan Hindu di India, karya-kara Rahman justur hadir sebagai pemudar rasa itu.

Pada bagian berikutnya, penulis akan membahas karya A.R Rahman yang tersebar di berbagai film India.

Hal ini penting, lantara film India memang tak bisa dipisahkan dari musiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun