Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menonton Ulang "Lagaan" dan Upaya Menebar Optimisme kepada Para Atlet

30 November 2019   18:12 Diperbarui: 1 Desember 2019   14:16 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
timesofindia.indiatimes.com

Suatu waktu, kerajaan Inggris mendadak menaikkan pajak makanan kepada para penduduk di salah satu provinsi di India. Keputusan itu, diprotes para petani dan masyarakat sekitar. Pasalnya, selain memberatkan, kondisi cuaca juga sedang dilanda kemarau panjang.

Warga yang tak sepakat lalu mendatangi perwakilan raja setempat dan meminta keringanan. Namun apa daya, raja yang sudah berada di bawah cengkeraman kerajaan Inggris tak mampu berbuat banyak. Sampai salah satu pemuda, bernama Bhuvan ditantang oleh perwira kerajaan Inggris untuk bermain kriket.

Hadiahnya lumayan menjanjikan. Jika tim dari masyarakat menang melawan tim dari Kerajaan Inggris atas pertandingan kriket, maka pajak makanan akan dihapus selama tiga tahun lamanya. Sedangkan, jika masyarakat kalah, maka diwajibkan membayar pajak tiga kali lipat.

Bhuvan yang berdarah muda dengan semangat nasionalisme yang gegap gempita, meng-iyakan tantangan tersebut. Nasib masyarakat, akhirnya tergantung kepada para atlet kriket dadakan yang dibentuk Bhuvan.

Petikan cerita dari film sensasional yang pernah dibuat di India berjudul "Lagaan: Once Upon Time in India" itu sangat relevan dengan dua hal yang saat ini jadi tema pembicaraan. Nasionalisme dan dukungan pada para atlet yang sedang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa.

Mungkin sudah banyak film macam begitu yang dibuat di Indonesia. Sebut saja "Garuda di Dadaku" dan terbaru adalah film biopik dari pebulutangkis Susi Susanti.

Namun, film "Lagaan: Once Upon Time in India" berbeda. Ia bukan diangkat dari kisah nyata. Melainkan cerita fiksi semata. Tapi, dramatisasi dan pesan yang diangkat cukup kompleks sampai ke permasalahan sosial di dalamnya.

Pada titik ini saya tidak sedang membandingkan kedua film dari dua negara. Tapi mencoba memetik substansi, tentang bagaimana negara India membakar semangat nasionalisme warganya melalui film bertema olahraga. Disamping "mendidihkan darah" para atlet agar selalu optimis dan memiliki harapan untuk meraih gelar juara.

"Lagaan: Once Upon Time In India" yang dirilis pada tahun 2001 ini mendapatkan kritik yang sangat positif tidak saja dari dalam negeri. Beberapa kritikus film ternama dunia juga memberikan apresiasi pada film yang dibintangi dan diproduseri langsung oleh Aamir Khan itu.

Salah satu contoh adalah Roger Ebert. Ia tak tanggung-tanggung memberikan 3,5 bintang atau nyaris sempurna 4 bintang, untuk film garapan Ashutosh Gowariker itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun