Setidaknya akhir-akhir ini saya mulai resah dengan kehidupan toleransi umat beragama yang ada di beberapa daerah di Indonesia.
Kasus Tous le Jours belum usai dan masih menjadi buah bibir, mendadak muncul kasus serupa di Mall Olympic Garden (MOG) Kota Malang.
Pusat perbelanjaan itu mengeluarkan surat edaran. Isinya, agar toko yang ada di lokasi itu tidak menggunakan atribut Natal. Alasan manajemen pengelola MOG, karena mereka takut di "sweeping" oleh ormas tertentu.
Ketakutan semacam itu, mungkin saja menyelamatkan pusat perbelanjan tersebut dari aksi sweeping, apalagi menjurus ke perilaku anarkis. Namun di sisi lain, surat edaran itu tentu menempatkan kehidupan toleransi umat beragama dalam titik yang membahayakan.
Masih hangat soal MOG,
juga muncul kasus intoleransi yang sama. Seorang mahasiswi baru yang sedang kuliah di Kota Malang menuliskan curahan hatinya lantaran susah mendapatkan tempat kos.
Ia menuliskan hal itu panjang lebar di akun media sosial. Wanita itu ditolak oleh beberapa pemilik kos hanya karena wanita ia seorang Katolik. Berdasarkan penuturannya, beberapa tempat kos hanya menerima wanita muslimah saja.
Tiga contoh di atas, menunjukkan bagaimana kehidupan toleransi umat beragama kondisinya mulai mengkhawatirkan akhir-akhir ini.
Artinya, jika hal ini tidak segera diantisipasi sejak dini, maka ditakutkan menjadi bom waktu sosial yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menimbulkan konflik berkepanjangan. Termasuk yang dikhawatirkan adanya tunggangan kepentingan politik di dalamnya yang membuat suasana menjadi semakin liar.
Isu agama memang sensitif di kalangan masyarakat. Akan tetapi, rasa persatuan berbalut Bhinneka Tunggal Ika, harus ditanamkan, agar tidak ada perpecahan karena masalah agama.
Bagi mereka yang masih berpikiran "kolot" macam itu, saya kira perlu menonton film India berjudul "Zakhm" sebagai bahan refleksi diri.
Film ini, setidaknya memiliki beberapa sudut pandang substansi cerita. Pertama, kisah tentang seorang ibu beragama Islam, yang mendidik anak sulungnya menjadi Kristen yang baik serta anak bungsunya menjadi Hindu yang taat.