Mohon tunggu...
Muchammad Soffa
Muchammad Soffa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

SMAN 1 PRAMBON NGANJUK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesenjangan Ekonomi, Hitam Putih

13 Februari 2020   23:21 Diperbarui: 13 Februari 2020   23:22 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

HITAM PUTIH

Muchammad Soffa

Tak selamanya hitam jelek
Lihat langit
Engkau temukan sejuta warna
Sedap dipandang mata

Tak selamanya putih baik
Lihat laut
Engkau temukan sejuta buih
Mengambang tak tentu arah pedih di mata

Tak selamanya hitam jelek
Lihat malam
Semua menunggu malam tuk istirahat
Damai tak seperti di siang hari

Hitam putih
Engkau pasangan serasi
Sedap dipandang mata
Tak mengakui hanya hati iri

Kota Angin, 13 Pebruari 2020

Seorang pengemis meminta minta di penggir lampu merah hal biasa. Setiap hari selalu dia berjalan di setiap pengendara berhenti di lampu merah. Uang recehan selalu masuk kantong setiap lampu merah menyala. Rasa iba kadang terbersit dihati bagaimana kalau aku seperti dia. Diperlukan hati kuat melihat tatapan setiap pengendara  ada yang acuh, kasihan bahkan pura pura gak tahu . Keterpaksaan karena kondisi dia mau melakukan itu semua atau memang dari situ mereka dapat hidup.

Waktu berjalan dengan cepat ternyata waktu makan siang sudah tiba  perut sudah bernyanyi minta diisi. Warung sate kambing langganan selalu terbayang di mata menari nari mengajak aku berdansa. Mencoba mencari suasana berbeda tiap hari makan dikantin dengan menu itu itu saja. Keluar kantor mengendarai sepeda motor langsung menuju warung sate kambing sejak tadi seolah memanggilku

"Pak...."
" Lho kamu disini" aku hampir tak percaya
" Iya pak, mencari gizi agar tubuh sehat" sahutnya
" Sama kalau begitu" jawabku santai tapi fikiranku tidak mau berbohong melayang ke teman kerja. Teman kerjaku untuk mencukupi kebutuhan selama satu bulan tiap hari membawa bekal dari rumah. Kebetulan kalau dia  pas lagi makan ketemu dengan saya dia bilang " masakan istri saya enak pak "." Ya" kujawab sambil lalu. " Gimana kalau kita makan diluar"  kuajak dia lain waktu, dengan semangat 45 " siap pak" jawabnya.  
" Lalu masakan istrimu yang enak gimana? "
" Ah bapak, hahaha".

Pengemis kulihat selesai makan duluan aku menawarkan jasa mengantar pulang
" Terimakasih pak" jawabnya
" Gak papa nanti aku antar sampai rumah" sambil menyelesaikan makanku dengan cepat.
" Terimakasih pak, saya sudah membawa sepeda sendiri" jawabnya
"Ok" jawabku singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun