Mohon tunggu...
Muchammad Toha
Muchammad Toha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sport addict Say no to racisme

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pengibaran Bendera LGBT di FIFA World Cup 2022 Qatar

30 November 2022   14:30 Diperbarui: 30 November 2022   14:33 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengibaran Bendera LGBT di Piala Dunia 2022 Qatar

Laga ke-2 di Grup H gelaran piala dunia yang mempertemukan timnas Portugal melawan Uruguay merupakan salah satu laga yang ditunggu oleh penikmat bola dimana dapat menyaksikan beberapa bintang yang bertanding diantaranya Cristiano Ronalno, Luis Suarez, Edinson Caavani, dll. Namun disela -- sela ketegangan laga, pada menit ke-50 seorang fans sepakbola menerobos masuk kedalam lapangan dengan membawa pride flag yang merupakan bendera dari komunitas LGBT. Pertandingan yang dihelat di stadium lussail tersebut terpaksa harus dihentikan sejenak untuk mengamankan fans yang menerobos masuk tersebut oleh keamanan stadium.

Tuan rumah pagelaran piala dunia kali ini adalah negara Qatar yang memiliki mayoritas penduduk beragama islam dan pemerintahannya sendiri menggunakan hukum islam. Yang menarik dari perhelatan 4 tahun sekali kali ini adalah dimana negara Qatar tidak memperbolehkan adanya bendera LGBT berkeliaran di negara tersebut. Omar Al-Jaber selaku direktur akomodasi Piala Dunia Qatar 2022 mengatakan "kami menyambut semua orang yang datang kesini, tetapi tentu kami juga membatasi beberapa hal yang tidak sesuai dengan budaya kami." dalam wawancaranya dengan FRANCE 24 English.

Pihak penyelenggara melarang adanya kampanye LGBT yang masuk ke ngaranya, dimana menurut saya merupakan suatu hal yang positif lepas dari mendukung atau tidak gerakan tersebut. Pasalnya Qatar tidak menginginkan budaya masyarakatnya berubah menjadi budaya barat. Mereka memiliki budaya sendiri yang kental akan nilai religi sekaligus merupakan tembok penghalang masuknya budaya LGBT di negara tersebut. Menurut saya, dalam budaya islam dimana ibu dijunjung tinggi tidak akan dapat terealisasi dalam budaya LGBT. Islam juga melarang keras budaya tersebut dalam kitab sucinya yang dimana merupakan pedoman dalam pemerintahan islam.

Seorang fans yang menerobos masuk atau biasa disebut pitch invader tersebut berusaha menggelorakan budaya LGBT yang telah dilarang di negara tuan rumah tersebut. Menurut Mohammed Al-Kaabi seorang jurnalis olahraga Qatar dalam tweet -nya, kalian datang kesini membawa salib dan LGBT, dan ketika kami mencegah kalian berusaha masuk kamera dan mengambil peran seakan -- akan tertekan. Pemerintah Qatar berusaha mempertahankan budaya masyarakatnya dan hukum yang mereka gunakan. Dengan adanya kejadian pitch invader tersebut menurut saya, merupakan sebuah pelecehan hukum.

Menurut saya, saya sangat setuju dengan pelarangan kampanye LGBT di Piala Dunia 2022 Qatar, karena sepak bola sesungguhnya adalah sebuah permainan dimana permainan adalah sesuatu yang dilakukan untuk bersenang -- senang dan membuang rasa penat. Sebuah permainan tidak akan cocok jika disandingkan dengan politik yang notabene pemuh dengan pertikaian. Pagelaran sepak bola dipertontonkan untuk memberikan hiburan kepada penikmat bola di sekuruh dunia, bukan untuk menjadi ajang kampanye politik. Selain sebagai ajang hiburan, pemain dan penonton juga dapat menyuarakan simpati dan empati dalam tragedi sesuatu yang merupakan suatu hal positif yang dapat membangun solidaritas antar pemain dan penonton.

Setelah adanya pelarangan kampanye LGBT, banyak terjadi perdebatan yang mempermasalahkan hal tersebut. Diluar perdebatan itu, Qatar berhak dan punya wewenang atas sesuatu yang diselenggarakan di negaranya, para pendatang juga harus menyesuaikan budaya dan hukum yang ada di negara tersebut. Para pendukung kaum LGBT menganggap bahwa pelarangan ini merupakan sebuah penolakan. Qatar menyambut semua orang yang datang ke negaranya dengan syarat menghargai budaya dan hukum yang ada. Bahkan Qatar juga menyediakan fasilitas minuman alkohol dengan ruangan sendiri yang tidak bercampur dengan masyarakat.

Merupakan hal yang tidak wajar jika seseorang masuk kedalam rumah orang lain akan tetapi membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan rumah tersebut dan tidak menghargai hukum yang ada di rumah tersebut. Bukannya jika anda masuk kedalam rumah orang lain anda akan menyesuaikan situasi yang terjadi didalam rumah tersebut dan tentu menghargainya bukan?. Begitulah seharusnya yang dilakukan seseorang yang datang ke tempat bahkan negara lain.

muchammad.toha-2019@fisip.unair.ac.id

muchammadtoha76@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun