Mohon tunggu...
M Ubaidillah
M Ubaidillah Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Lepas

Manusia adalah objek segalanya. Jalan menelusuri pepohonan kering, sedangkan padi, jagung dan ubi-ubian adalah makanan ringan. Gunung bersahabat padanya. https://dekadisa.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Episode Manusia Tiga

11 Februari 2022   22:59 Diperbarui: 11 Februari 2022   23:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
manusia tidak lepas dari emosional primer

Manusia tiga

Sepanjang jalan pedesaan sempat berdialog sendiri berfikir menerka-nerka bahwa emosi kerap terjadi di tubuh manusia, timbulnya suatu emosi disebabkan akibat ulah manusia dan si ulah manusianya. 

Beranjak keingin tidak emosi manusia tetap timbulnya secara konstan maupun instan, kerap terjadi di berbagai sisi manusia, sebenarnya enggan menimbulkan ke emosian sendiri, dari akibat timbul emosi patuh pada pola bahwa satu satunya jalan berekspresi dan mengakui manusia adalah mempertahankan kebenaran hakiki tidak lain hanyalah label plang baliho kemanusian untuk diakui bahwa manusia primadona semata, ke dekatan emosional dengan otak tak mampu lagi berfikir panjang menerka sebab akibat terjadinya emosi, mengakibatkan tubuh manusia mudah menjalar cepat, meluapkan emosi dengan berbagai cara dan jalan yang melanggar norma-norma kemanusian.

Otak tidak lagi bersahabat dengan mengurai kata demi kata yang sebelum terjadi emosi tidak sempat lagi ucapkan, saraf mengalami kebuntuan di berbagai tubuh, tersumbatnya mata rantai tugas saraf tubuh menjalar sedemikian rupanya tidak mengatasi kenormalan menjadi manusia benar.

Tubuh manusia mengalir deras darah amis yang melengket di dalam tubuh, meski hanya metamorforsa kata ulasan menggambarkan manusia melakukan tindakan sederat emosi, saraf mulai membentuk seperti ulat kesemutan keluar dari tubuh,menggambarkan secercah harapan namun tidak mengembalikan emosi manusia kembai normal seperti sedia kala umumnya. 

Pembetukan saraf emosi manusia rupa jelek dan kotor pandangan sekelilingnya, membuat kumuh dan angkuh melihat tatapan seolah akan muncul kejadian tidak diinginkan, lalu otak tidak berusaha untuk menahan bagaimana rasa kesal dalam tubuh manusia memuncak yang isi adalah emosional. 

Tangan bahkan sadar kalau penggunaannya tidak bisa berbuat apa -apa, kaki terasa mengikat kedua kaki, sulit digerakkan terasa kaku kehilangan sistem penggerak, setapak jalan manusia ingin sudah tak berarti melangkah kedepan gontai, lemah dan rapuh menggrogoti sendi-sendi kehidupan manusia. 

Demikian otak berfikir menjadi posisi paling menentukan agar dapat menghilangkan daya emosional menimbulkan pertikaian kekuatan, namun begitu banyak sudah terjadi begitu saja hingga manusia disebut kehilangan akal sehat. langkah-langkah harus merendam kedamaian emosional mampu masuk ke dalam keheningan manusia jiwa serta raga tak pernah putus mengevaluasi diri yang mengedepankan kesadaran bahwa emosional bukan untuk digunakan secara anarkis dan arogansi.

Emosional bertikai dalam tubuh manusia dengan bergelombang gejolak lanjutan seakan manusia dalam posisi berdiri kaku dalam kenyataan hidup, lanjutan pertikaian terus berkelanjutan untuk memenangkan sebuah pencapaian bukan lagi perdamaian emosional saling menyapa dan taat pada kesadaraan manusia itu sendiri, akan tetapi tidak semudah itu menyadari bahwa kesadaran manusia di dasari oleh ketulusan mendasar dan menjamin untuk menyatakan kemenangan ruang lingkup hal kebenaran tanpa membawa emosional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun