Mohon tunggu...
Mubarok
Mubarok Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Mahasiswa Juga

LAHIR DAN BESAR DARI KELUARGA SEDERHANA, MENCOBA MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Accuracy, Brevity, Clarity, Simplicity, Sincerity

14 Juni 2013   12:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:02 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mendengar narasumber langsung menuturkan kesaksian tentang suatu kejadian, khalayak mendapatkan kepuasan tersendiri. Itulah yang menjadi kelebihan televisi. Dalam menyusun berita elektronik, reporter dituntut memiliki ketrampilan dalam mengkombinasikan fakta, uraian pendapat, dan penyajian pandapat yang relevan dari narasumbernya.

Penyusunan kembali berita televisi harus dilakukan dengan hati-hati. Kombinasi antara fakta dan uraian serta pendapat dari narasumber harus disusun sedemikian rupa sehingga penonton tidak cepat bosan mendengar berita televisi yang disajikan yang pada umumnya bersifat instan.

Berkaitan dengan penyampaian berita seorang anchor harus mampu mengambil angle (sudut pengambilan) materi secara variatif. Bisa jadi dalam sebuah berita, penyusunannya mendahulukan pendapat narasumber yang langsung diuraikan oleh reporternya. Tapi, pada kesempatan lain mungkin sebaliknya, uraian reporter didahulukan untuk kemudian disusul pendapat narasumber. Kepandaian menyusun bahan berita inilah yang menjadi tuntutan seorang reporter televisi (Baksin, 2006: 65-66).

Bahasa

Hampir setiap bangsa di dunia mempunyai bahasa sebagai bagian dari representasi kebudayaannya. Bahasa yang mereka gunakan terutama dipakai sebagai media komunikasi. Sampai akhirnya ditemukan mesin cetak, bahasa tetap merupakan unsur esensial dalam mendukung suatu kegiatan komunikasi.
Bahasa jurnalistik elektronik (radio dan televisi) tetap menggunakan standar EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Karenaa jurnalistik radio maupun televisi mempunyai sifat intimacy (kedekatan), maka ada perbedaan yang menyolok antara bahasa jurnalistik televisi dengan bahasa jurnalistik cetak. Jika media cetak menekankan pada aspek bahasa formal, maka media radio maupun televisi menekankan pada aspek bahasa informal. Dalam kajian jurnalistik televisi, sudah pasti harus ada komitmen eye contact, antara reporter dan anchor dengan penonton.

Menurut JB Wahyudi (dalam Baksin, 2006: 70), mengingat salah satu sifat media radio dan televisi adalah transitory, yaitu hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusunan naskah untuk karya jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya. Apabila persyaratan ini terpenuhi, maka akan tersusun kalimat yang memenuhi formula easy listening, yaitu susunan kalimat yang kalau diucapkan, enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Bahkan menurut Fang, agar susunan kalimat memenuhi formula easy listening, perlu diusahakan agar tiap kalimat tidak menggunakan lebih dari 20 kata. Di dalam bahasa Inggris, ada ketentuan yang berbunyi “three word is one second”, yang artinya “tiga kata dalam bahasa Inggris, jika diucapkan akan memakan waktu 1 detik”.

Soren H. Munhof (dalam Harahap, 2007 :71) mengemukakan beberapa ketentuan penulisan berita televisi sebagai berikut : harus tepat (accuracy), singkat (brevity), jelas (clarity), sederhana (simplicity) dan dapat dipercaya (sincerity). Tepat (accuracy) adalah konsep bahwa penulisan berita harus tepat, data yang dituliskan harus sesuai dengan konteks permasalahan dan dapat dipertanggungjawabkan. Nama orang, jabatan orang, tempat kejadian, tanggal kejadian, dan data-data yang berkaitan dengan angka tidak boleh melenceng. Berita yang ditulis adalah fakta, sehingga tidak boleh mengandung opini atau pendapat dari reporter, yang mengakibatkan berita akan cenderung tidak sesuai dengan konteks permasalahan.

Singkat (brevity) bahawa dalam penulisan berita TV, kalimat yang disusun singkat, dan tiap kata yang digunakan dalam sebuah kalimat harus tepat dan mudah difahami. Tidak menggunakan kata yang sifatnya berlebih-lebihan seperti, bahwa, adalah, telah, untuk, dari, dan penjamakan.

Jelas (clarity) yaitu menggunakan kalimat yang teratur, diawali dari subyek, predikat, obyek,mdan keterangan. Selain itu subyek dan predikat letaknya berdekatan agar tidak mengacaukan perhatian penonton. Misalnya, Anggota Komisi III DPR RI batal berangkat ke medan karena cuaca buruk.

Sederhana (simplicity) bahwa untuk memenuhi syarat sederhana, perlu difahami bahwa audience TV sangat heterogen, baik dari tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, suku, dan tingkat sosial. Sementara bahasa yang kita gunakan harus ditujukan kepada audience yang beragam. Oleh karena itu gunakan kalimat yang sederhana, yang tidak mencampuradukkan kata-kata asing atau kata-kata yang kurang dikenal oleh audience secara umum.

Dapat dipercaya ( sincerity) adalah bila suatu berita yang disusun haruslah berdasarkan fakta peristiwa dan fakta pendapat secara obyektif. Artinya berita harus memenuhi kaidah etika, undang-undang dan hukum. Dalam menyajikan berita, tidak boleh berat sebelah, harus berimbang atau cover both side ( meliput dua sisi yang berbeda secara seimbang dan adil).

sumber: http://mubarok01.wordpress.com/2013/06/14/accuracy-brevity-clarity-simplicity-sincerity/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun