Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makna Pendidikan Perdamaian dan Upaya Menangani Trauma Murid

19 November 2019   20:17 Diperbarui: 19 November 2019   20:19 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.pinterest.com

Perdamaian memiliki konsep tersendiri pada masing-masing perspektif, termasuk dalam salah satu literatur yang menjadi pedoman ummat Islam yaitu Al-Qur'an yang sangat tidak menyarankan permusuhan yang bermula dari pemutusan tali silaturahmi dan menganjurkan ishlah (mendamaikan orang-orang yang bertikai) sebagai bagian dari konsep perdamaian (Herliawati, 2019).

Meskipun banyak isu-isu yang diberitakan dan menyeret beberapa muslim yang didikte sebagai penyebab kerusuhan atau keresahan sosial, namun hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk menyeragamkan kemungkinan perilaku laten suatu kelompok identitas.

Sebaliknya, perlu usaha yang lebih untuk mampu menentukan sikap terhadap suatu kelompok identitas dengan mengaitkan pedoman hidup, kebiasaan hidup, serta rencana dan keresahan suatu kelompok --dengan kata lain suatu proses untuk mengkritisi perilaku dan fenomena kelompok identitas--- hingga menemukan solusi yang relevan dan berkelanjutan sebagai kegiatan ishlah.

Faktor dari terselenggaranya pendidikan perdamaian adalah kondisi dunia yang diwarnai konflik serta kekerasan (Rantung, 2017). Faktor itulah yang sesungguhnya bisa berdampak pada kondisi psikologi murid yang berkembang dalam kecemasan, ketakutan, dan keraguan yang laten.

Hal tersebut sangat membahayakan bilamana kedepannya tidak ada penanganan yang berarti dari beragam cara, baik itu melalui cara-cara yang mempengaruhi psikologis hingga peran agama dalam kehidupannya.

Literatur lain menyebutkan bahwa pendidikan perdamaian yang bertujuan pada penanganan trauma murid bersumber dari kekerasan yang terjadi dan termonitor dengan jelas oleh lembaga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Menurut Yulianingsih (2016) menekankan bahwa "Kekerasan anak yang dilakukan oleh orang tua merupakan tindakan yang tidak mendidik dan menjadi contoh yang tidak baik untuk anak".

Sudut pandang lain yang dibawa oleh beliau juga adalah sudut pandang agama Islam yang memang mengutip ayat/hadis yang menggambarkan resiko bila anak tumbuh dengan mental dan kepribadian yang bisa ia contoh termasuk melalui kekerasan yang dialaminya.

Usaha dalam meredam rasa trauma yang mempengaruhi proses kehidupan murid sesungguhnya telah ditangani dalam sudut pandang tinjauan akademik oleh beberapa universitas atau instansi non-profit.

Salah satu yang bergerak dalam menyelenggarakan pendidikan perdamaian sebagai upaya penanganan trauma atas konflik dan kekerasan adalah Universitas Sanata Dharma dengan pendekatan pembentukan intelektual publik (Subanar, 2014).

Pendekatan ini secara teknis diimplementasikan dalam perkuliahan pasca sarjana dengan menyaring mata kuliah yang sekiranya relevan dengan pendidikan perdamaian dalam praktik dan diperdalam sehingga para mahasiswa pasca sarjana yang dianggap sebagai seorang intelektualis siap untuk menjadi intelektual publik yang mampu membawa perdamaian dalam kehidupan publik yang mungkin saja berisi fenomena-fenomena yang memicu atau memperkuat trauma pada manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun