Mohon tunggu...
Muanisah Ais
Muanisah Ais Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Depresi Harus Puasa?

7 Mei 2019   08:16 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan berpuasa akan melatih kita untuk bersabaran, Sehingga banyak konselor yang menggunakan metode puasa sebagai proses penyembuhan depresi yang dialami seseorang. Karena di dalam kesabaran akan lebih mendekatkan kita kepada Allah swt serta berpuasa juga mengajarakan kita untuk menahan hawa nafsu . 

Setiap masalah yang terjadi dalam hidup ini harus dihadapi. Hal ini bisa membantu seseorang yang depresi agar tidak terlalu terbebani dengan masalahnya.Dan dengan metode berpuasa dapat merangsang fikiran positif terhadap segala sesuatu karena berpikir negatif akan mengarahkan seseorang kepada ucapan, perilaku dan perbuatan negatif juga. Dan akan berujung pada kesengsaraan karna berpikir macam-macam terhadap masalah yang dihadapi.

Dalam berpuasa, orang muslim dianjurkan untuk tidak menjadi pemarah dan mudah tersinggung. Sehingga metode yang digunakan akan lebih berjalan dengan baik karena jika dalam puasa sifat tersebut dimunculkan maka akan membatalkan puasa yang telah dijalankan. Dalam Islam pun manusia dilarang memiliki sifat tersebut, karena termasuk sifat tercela yang harus dihindari oleh semua umat muslim. Serta dapat membuat keadaan jiwa tidak terkontrol dan mudah resah.

Dengan kuatnya sifat sabar ketika berpuasa, dapat membuat konselor yang mengangap metode berpuasa ini tidak menarik dan kurang modern menjadi salah. Karena sebenarnya di dalam puasa menumbuhkan dan mengajari kita sifat-sifat yang manusia butuhkan terutama untuk menghadapi penyakit yang sering terjadi di era modern ini seperti depresi dan berujung pada bunuh diri. 

Dan secara tidak langsung hal tersebut mendorong kita untuk mengurangi sifat pemarah untuk lebih bersabar dalam menghadapi masalah, hal ini dapat membuat konselor tertarik untuk menggunakan metode puasa sebagai solusi untuk menyembuhkan depresi.

Sikap pemarah atau emosional seseorang timbul karena adanya pengaruh hormon adrenalin dan nonadrenalin yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal yang menempel di bagian atas ginjal. 

Jika diproduksi secara berlebihan, hormon ini akan menimbulkan gejala psikologis yang negatif, seperti panik, takut tanpa alasan, murung, sedih berkepanjangan, cemas, rasa bersalah yang berlebihan, dan depresi (Hawari, 2013: 227). Jika emosi disertai dengan perilaku yang agresif dapat membuat seseorang marah, berperilaku brutal dan lain-lain.

Dapat dipahami bahwa emosi dapat mempengaruhi produksi hormon seseorang , tetapi emosi seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pengalaman, ajaran-ajaran agama, dan faktor-faktor lain. Faktor-faktor eksternal inilah yang dapat membuat seseorang mampu mengendalikan diri dari rasa marah, sedih yang berlebihan, takut, dan sebagainya.

Dari hal diatas semua menjadi jelas, mengapa jika kita konseling terhadap konselor atau psikiater maka mereka akan menyuruh kita untuk bersabar dan meluapkan setiap amarah yang terjadi pada mereka. 

Berharap setelah itu akan muncul ketenangan apabila telah dilampiaskan segala amarah pada konselor atau psikiater. Karena memiliki sikap yang tenang, selalu bersabar dan taat kepada Allah swt., maka susunan saraf dan pusat hormon seseorang akan bekerja dan berproduksi secara seimbang. 

Keseimbangan kerja hormon ini lah yang akan dapat menghasilkan perilaku yang baik dan terkendali emosinya. Oleh karena itu, puasa dapat memperbaiki fungsi hormon. Jika fungsi hormon berjalan normal, maka kondisi tubuh akan berjalan seimbang dan hal tersebut bisa menjadi solusi untuk menyembuhkan depresi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun