Mohon tunggu...
Muammal Jasin
Muammal Jasin Mohon Tunggu... -

Pegiat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Fitri, Sarana Belajar Anak

15 Juni 2018   11:09 Diperbarui: 15 Juni 2018   17:42 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, umat Islam merayakan hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari kemenangan bagi umat Islam se-dunia. Di Indoensia, Idul Fitri merupakan momen silaturrahim akbar. Masyarakat beramai-ramai pulang ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar.

Namun, masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang menganggap Idul Fitri identik dengan baju baru dan menu makanan tertentu yang wajib ada. Mayarakat terjebak dengan budaya konsumtif yang mengharuskan membeli baju dan barang serba baru jelang hari raya.

Menurut Weber dalam teori Tindakan Sosial, budaya konsumstif masyarakat menjelang lebaran saat ini, terjadi tanpa mempertimbangkan tindakan yang rasional, jadi terjebak dengan tindakan tradisional.

Budaya konsumtif menjelang hari raya ini pun juga terbawa sampai ke genarasi masa depan, yaitu anak-anak kita.  Bagi anak-anak lebaran identik dengan tiga hal yaitu baju baru, makanan berlimpah dan salam tempel.

Seharusnya momen silaturahim di hari Raya Idul Fitri selain digunakan sebagai sarana untuk membangun komunikasi dalam keluarga dan masyarakat. Juga sebagai sarana belajar anak untuk berkomunkasi dan bersosialisasi di masyarakat.

Dan selamanya makna Idul Fitri bagi anak akan sebatas tiga hal itu saja jika orangtua khususnya, tidak merubah pemahamannya  dan berusaha menjelaskan makna Idul Fitri yang sesungguhnya kepada anak.

Momen Idul Fitri adalah kesempatan orangtua untuk memaknai esensi Idul Fitri yang sebenarnya, menjelaskan dan mengajarkan ke anak tentang silaturrahim. Mengajak anak silaturrahim ke kerabat dan tetangga.    

Di sekolah, anak tentu sudah mendapatkan materi sosial tentang keharusan hormat-menghormati antar sesama, berbagi dengan yang membutuhkan dan keharusan memiliki rasa empati. Saat Idul Fitri ini, kesempatan orangtua untuk  melakukan pembelajaran kontekstual tentang komunikasi dan bersosialisasi dengan praktik langsung di keluarga dan masyarakat melalui silaturrahim.

Sehingga sebelum dan saat  silaturrahim orangtua perlu mengkondisikan, agar silaturrahim bisa menjadi sarana belajar anak sesuai  harapan orangtua.

1. Menjelaskan tentang keutamaan Silaturrahim.

Sebelum silaturrahim orangtua perlu menyampaikan fadilah (keutamaan) silaturrahim  agar ananda termotivasi dalam menjalankan silaturrahim. Banyak ayat Al quran dan  hadits nabi yang menjelaskan keutamaan silaturrahim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun