Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perintahkan Jiwa 'Tuk Bersyukur di Pagi Hari

12 Mei 2022   17:30 Diperbarui: 12 Mei 2022   18:49 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langsung HP (foto www.thehealthy.com)

Melawan kebiasaan buruk tidaklah mudah. Ia sudah disetting default seperti di komputer. Jadi ia sekedar menjalankan perintah sesuai setelan yang ada pada mesin komputer atau pikiran kita.

Sama seperti kebiasaan bermedsos. Jika setiap bangun pagi kita langsung mencari HP untuk melihat update, membaca/membalas pesan, menonton dlsb. berarti pikiran kita sudah terkunci  by default.

Pikiran pagi setelah istirahat malam masih segar dan jernih. Oleh karena itu perlu memanfaatkan momentum 10 menit gelombang relaks pagi. Karena sadar atau tidak sadar kesibukan dan kebisingan hari ini pasti segera masuk dan memenuhi pikiran kita. 

Namun bila diawali dengan kegiatan dini bermedsos ria maka hal itu akan mempengaruhi suasana bathin sepanjang hari.

Relax (foto www.sportme.com)
Relax (foto www.sportme.com)
Stop! Perintahkanlah jiwa kita memulai pagi dengan doa syukur sesuai keyakinan agama dan kepercayaan masing-masing. Semakin banyak yang disyukuri semakin tinggi kesadaran kita menghargai kebaikan Sang Pemilik Hidup. 

Pengucapan syukur melegakan dan meneguhkan jiwa. Tak terbantahkan jiwa kita menjadi segar, damai/tenang, optimistik ketika menaikan doa syukur. Tetapi sebaliknya pikiran dan hati gelisah saat kita mengeluh atau bersungut-sungut. 

Pada suatu studi 2009 tentang efek doa ditemukan bahwa kelompok yang memiliki ritual berdoa memiliki tingkat depresi rendah dan lebih opitmistik dibanding dengan kelompok yang tidak pernah berdoa  

Lalu mengapa kita harus memerintahkan jiwa kita? Karena kebiasaan buruk tidak mudah diubah settingnya. Misalnya Kebiasaan pagi langsung melekat pada HP atau Laptop untuk berselancar atau bermedsos. Kegiatan ini sudah mengakar kuat dalam pikiran kita. Lagi pula kita sudah berulang kali mencoba merubahnya dan tak beranjak juga.

Hormat (foto go.navyonline.com)
Hormat (foto go.navyonline.com)
Perintah seperti komando darurat menghadapi kegentingan. Tidak boleh dibantah kecuali disersi (melawan). Kita HARUS taat pada perintah secara totalitas. Pikiran dan seluruh anggota tubuh konsisten mengikutinya.

Kebiasaan mengucap syukur disetiap pagi akan mempersiapkan bathin kita menyongsong hari baru. Menyadarkan kita akan kesempatan hidup dengan segala tantangannya. Pikiran dan hati lebih siap memasuki kehidupan hari ini.

Menurut teori kebiasaan manusia efektif (Seven Habits of Highly Effective People).  Jika kita sudah dapat menjalani 3 bulan kegiatan doa bersyukur maka kebiasaan baru tersebut sudah terbentuk. Artinya settingan lama berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun