Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran adalah Perayaan Ketulusan

2 Mei 2022   13:00 Diperbarui: 2 Mei 2022   13:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembaran (foto liputan6.com)

Sebagai keluarga Kristiani menerima perhatian dan pemberian dari tetangga yang merayakan Idul Fitri adalah kebahagiaan tersendiri. Sore hari menjelang hari berakhirnya puasa seorang ibu, tetangga lingkungan kami memanggil isteri saya dari luar pagar rumah.  Tetapi karena isteri sedang tidak ada dirumah saya langsung menemuinya.  

Ternyata dia membawa rantangan dan bingkisan dipersiapkan karena sukacitanya kepada kami.  Segera saya mengajak sang ibu masuk dan menerima bawaannya.  

Ketupat lebaran tetangga (dokpri)
Ketupat lebaran tetangga (dokpri)
Sambil memindahkan sayur lodeh, telur dan tahu semur, serta opor ayam, dan setandan ketupat ke mangkuk dan piring dirumah. Saya kegirangan berkata "Ketupat betawi itu kesukaan saya bu".  Sang ibu mengatakan masakannya mungkin kurang garam karena bapak atau suaminya tidak boleh banyak garam akibat pernah stroke. 

Kami memang mengenal dekat bapak ini sang pejuang keluarga sebagai penjahit baju.  Ia sempat dirawat beberapa bulan tak sadar dan lemah di sebuah rumah sakit. Kala itu tubuhnya separuh lumpuh dan sulit berbicara.  Namun oleh kemurahan Tuhan dia perlahan sembuh dan kami sering ngobrol-ngobrol sebentar jika berjumpa didepan rumahnya.

Pengalamannya luarbiasa menjalani stroke dan hal itu melekat dalam ingatan saya karena peristiwanya berbarengan dengan ibu saya saat terkena stroke.  Hanya ibu sudah mendahului kami. Ibu saya mengenal mereka sebagai keluarga gigih.

Mereka tinggal berdua saja karena anaknya sudah berumah tangga. Sebuah keluarga sederhana berjuang ditengah kehidupan Jakarta yang keras. Sang bapak ketika tangannya masih lemah dan konsentrasinya belum kuat dia tetap rajin melakukan pekerjaan jahitnya. Kadang si ibu suka berbagi cerita bagaimana mendampingi suaminya yang matanya sudah kurang awas dan sering miring jahitannya. Apalagi jika dia sedang marah dan mudah terhanyut emosinya.

Namun banyak pelanggan sudah terlanjur cinta pada jahitannya termasuk sekolah SD yang ada diwilayahnya.  Walaupun mereka berusaha dirumah dengan peralatan sederhana kerapihan dan kualitasnya tidak kalah dengan profesional tailor. Kamipun sering memanfaatkan keahliannya jika ada keperluan menjahit batik dan pakaian formal karena kualitas dan harganya ekonomis.

Silaturahmi lebaran (foto kissparry.com)
Silaturahmi lebaran (foto kissparry.com)
Pasangan ini merasa bersyukur atas kehidupannya. Hari ini  mereka merayakan Idul Fitri bersama anak dan cucunya yang datang mengunjunginya dirumah gang sempit sederhana.  Bapak ini adalah anak tertua dari pihak keluarga besarnya dan satu-satunya yang masih hidup. Meriah didalam kebersahajaan bersama keluarga besar adik-adiknya. 

Bahagianya Lebaran tahun ini setelah dua tahun tidak ada perjumpaan akibat pembatasan sosial dimasa lalu. Kebahagiaan ibu dan keluarga ini dibagikan dengan tetangga lainnya dan juga kepada kami. Sungguh sebuah perayaan ungkapan hati tulus atas kemurahanNya.

Selamat Idul Fitri keluarga lingkunganku dan Bangsaku Indonesia mohon maaf lahir dan bathin.

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun