Mohon tunggu...
Muafah Robbani
Muafah Robbani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Merupakan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merajut Cerita dalam Program Kampus Mengajar Angkatan 3 - SDN Sukamaju 1 Kota Cimahi

11 November 2022   17:55 Diperbarui: 11 November 2022   18:58 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dimana memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas diluar perkuliahan. Kampus Mengajar memiliki semboyan “BELAJAR SAMBIL BERDAMPAK” dimana semboyan ini diambil dari keresahan adanya dampak yang cukup signifikan dalam dunia Pendidikan akibat adanya pandemic Covid-19. Kampus Mengajar Angkatan 3 merupakan lanjutan dari Kampus Mengajar Perintis yang dimulai pada tahun 2020, dengan dukungan LPDP, Kemendikbud meluncurkan program Kampus Mengajar di Sekolah.

Kampus Mengajar (KM) Angkatan 3 Tahun 2022 akan lebih berfokus pada akselerasi peningkatan literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi. Hal ini diusung karena adanya learning loss yang dialami siswa/i selama masa pandemi. Salah satu sekolah yang menjadi sasaran Kampus Merdeka saat ini yaitu SD Negeri Sukamaju 1 yang terletah di Kec. Padasuka, Kel. Cimahi Tengan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Dalam kegiatan yang berjalan selama 18 minggu yang dimulai sejak 10 Februari – 29 Juni 2022, banyak hal baru yang ditemui tentang bagaimana jalannya Pendidikan yang terjadi setelah melewati pandemi Covid – 19.

Analisis situasi dilakukan pertama kali untuk mengetahui kondisi dari sekolah sasaran, yakni SD Negeri Sukamaju 1. Analisis yang dilakukan terdiri pada empat aspek, yaitu aspek pembelajaran, adaptasi teknologi, administrasi sekolah dan guru, serta fasilitas sekolah. Metode yang dilakukan saat analisis yaitu metode tanya jawab dan survei. Metode tanya jawab dilakukan dengan menggunakan instrumen chacklist sebelumnya kepada Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing, sedangkan metode survei dilaksanakan secara langsung disekolah dengan melihat kondisi objektif lingkungan SD Negeri Sukamaju 1 Cimahi.

Pada aspek pembelajaram setelah beberapa pertemuan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, ditemukan lebih dari 20 siswa kelas 1, 2, dan 3 yang di data belum bisa dan belum lancar membaca. Kurangnya kemampuan literasi pada siswa tersebut membuat terhambatnya kegiatan belajar yang dilakukan dikelas, mereka masih sangat butuh arahan dari guru untuk dapat mengerjakan dan mengisi latihan soal yang diberikan. Pada bidang numerasi terihat masih banyak siswa kelas 1 sampai 4 yang belum hafal perkalian dan pembagian, hal ini berpengaruh pada nilai akademis siswa dimana banyak soal matematika yang perlu menggunakan perkalian dan pembagian untuk menemukan hasilnya. Adaptasi teknologi di SD Negeri Sukamaju 1 bisa dikatakan masih kurang. Hal ini digambarkan dari wawancara yang kami lakukan pada guru, tidak semua guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup terhadap aplikasi dan teknologi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Terlihat dari teknologi yang digunakan oleh guru – guru pada saat pembelajaran daring hanya terbatas pada WhatsApp, Google Classroom dan Google form.

Administrasi sekolah dan guru yang dilihat dari tersedianya dokumen – dokumen yang ada di sekolah dapat dikatakan baik, mulai dari administrasi kurikulum, kependidikan, dan pembelajaran, selain itu terdapat dokumen kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler yang ada sebelum pandemi. Namun masih terdapat data pendidikan, tenaga kependidikan, dan struktur organisasi guru yang belum diperbaharui sejak tahun 2019. Fasilitas yang dimiliki oleh SD Negeri Sukamaju 1 Ciamhi terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 mushola, 2 kamar mandi siswa, 1 kamar mandi guru, dan 1 ruang UKS, sehingga fasilitas di SD Negeri Sukamaju 1 dapat dikatakan baik. Namun terdapat beberapa fasilitas yang rusak dan dirasa kurang layak untuk digunakan seperti mushola yang dindingnya rembes dan bocor sehingga terbengkalai tidak digunakan, 1 kamar mandi siswa yang kurang layak karena gelap dan sempit, terdapat beberapa ruang kelas yang lampunya mati, dan ruang UKS yang dipenuhi oleh barang – barang perlengkapan untuk pembelajaran sehingga ruang UKS sesak akan barang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun