Mohon tunggu...
Muadzin Jihad
Muadzin Jihad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Entrepreneur | Founder & CEO Ranah Kopi | Founder Semerbak Coffee | Father of 3 | Coffee-Book-Movie-Photography-Graphic Design Freak | Blogger | Author "Follow Your Passion" | www.muadzin.com | Instagram & Twitter @muadzin

Selanjutnya

Tutup

Money

Be A Business Master!

23 November 2011   00:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruntung sekali Sabtu-Minggu kemarin bisa ikut workshop 2 hari 'Business Mastery' yang diadakan oleh IIBF (Indonesian Islamic Business Forum) berkolaborasi dengan Komunitas TDA (Tangan Di Atas). Mau sharing sedikit catatan dari materi yang dibawakan pembicara utama pak Heppy Trenggono, pengusaha yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahan makanan. Masuk dalam buku terbitan Gramedia "10 Pengusaha yang Sukses Membangun Bisnis dari Nol". Pernah terpuruk bangkrut dengan hutang Rp 62 milyar, tapi sekarang perusahaannya beraset triliunan. Penggagas gerakan ‘Beli Indonesia’, gerakan moral membangkitkan ekonomi dalam negeri. Di workshop ini, Beliau ingin mengajak kita untuk membangun bisnis yang kuat. Jangan bangun bisnis yang besar, katanya, apalagi bisnis yang kelihatan besar. Bangunlah bisnis yang kuat. Bisnis yang besar belum tentu kuat. Tapi bisnis yang kuat bisa dipastikan ke depannya akan besar. Dari survey dikatakan  bahwa 50% perusahaan-perusahaan baru, tidak bisa mencapai umur 2 tahun. Dan hanya 4% yang bisa mencapai umur 10 tahun. Proses membangun bisnis yang kuat ini butuh satu kata, yaitu S-A-B-A-R. Ini sangat ditekankan oleh beliau. Sabar menjalani prosesnya. Step-by-step. Nikmati kegagalan-kegalan yang kita alami. Tidak bisa instant. Tidak ada shortcut. Diilustrasikan seperti kita makan di prasmanan. Ketemu nasi, ambil, ketemu lauk daging, ambil, lalu ikan, ayam, telur, sayur, dan seterusnya. Fokus hanya pada apa yang kita temui, pada apa yang bisa kita lakukan sekarang. Hadapi masalah yang ada di depan kita. Jangan pikirkan masalah yang belum kita temui. Saya sering ditanya teman-teman yang rencana-mau-akan-mulai-coba-buka usaha (hehe..), pertanyaan-pertanyaan rumit yang belum masanya dipikirkan untuk level bisnis start-up. Saya selalu jawab, “Jalanin aja dulu, nanti kalau ketemu masalahnya baru di pikirin. Kalau belum-belum sudah mikirin masalah rumit kayak gitu, buang-buang waktu dan bikin hati jadi makin takut untuk memulai usaha.” Untuk menjalani proses itu, beberapa tantangan bagi seorang pengusaha adalah: - Ability to see the essentials Kemampuan untuk melihat hal-hal yang esensial. Banyak hal yang bersliweran setiap hari saat membangun bisnis. Kemampuan untuk memilih hanya fokus pada hal yang esensial lah yang membuat kita bisa berhasil. - Mastering fundamental skills Menguasai dan menjadi master pada keahlian-keahlian yang fundamental. - Fluent speaking business language Fasih dan lancar berbahasa bisnis. Menguasai kosakata bisnis, seperti neraca, inventory, revenue, target market, cashflow dan lain-lain. - Aware to build wealth Secara sadar kita tanamkan ke dalam diri kita bahwa kita sedang membangun kemakmuran. Bukan sekedar iseng. Bukan bangun bisnis kecil-kecilan. . Untuk itu kita dituntut untuk bisa menjadi apa yang beliau sebut ‘entrepreneurial leader’ yang mempunyai atribut: - Selalu ambil inisiatif - Berani ambil tanggung jawab - Berani ambil resiko - Punya kemampuan kreatifitas entreprenural Ada fakta menarik, jika kita berhasil dalam membangun satu bisnis, 80% kemungkinan kita akan berhasil membangun bisnis apa pun. . Depok 21 November 2011 Muadzin F Jihad Owner & CEO @SemerbakCoffee Twitter @muadzin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun