Mohon tunggu...
M Muti Udin
M Muti Udin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Newbie

Hanyalah manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Santri Peran Santri bagi Negeri

21 Oktober 2021   12:15 Diperbarui: 21 Oktober 2021   13:27 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) berawal pada tanggal 22 oktober 2015 dengan dasar Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 dan terus diperingati hingga kini setiap tanggal 22 oktober. Lalu apakah yang mendasari peringatan hari santri ini? dan apakah peran santri ini sangat penting sampai-sampai harus siperingati adanya hari santri.

Alasan diperingatinya hari santri nasional yaitu karena peran dan jasa santri pada negeri ini dari dulu hingga sekarang yang tak pernah surut. Mulai dari zaman penjajahan dan perjuangan para ulama dan santri turut berperan aktif dalam membela tanah air ini, salah satu contoh yaitu resolusi jihad yang diserukan oleh KH Hasyim Asyari yang membuat semangat juang bangsa Indonesia khususnya para santri untuk melawan penjajah kian membara. Resolusi jihad tersebut dikemukakakn oleh KH Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945 hal inilah yang menjadi dasar mengapa hari santri diperingati pada tanggal 22 oktober.

Resolusi jihad merupakan salah satu bukti peran penting pesantren untuk negeri. Bahwa kyai, santri, dan pesantren turut menjadi elemen penyusun berdirinya negeri ini. Sejak awal, pesantren menjadi penggerak dan pelopor untuk mengusir penjajah. Resolusi jihad tetaplah menjadi resolusi, sebuah sejarah yang harus dan tetap diingat. 

Jadi perjuangan dalam resolusi jihad di masa ini bukan lagi mengangkat bambu runcing tetapi menghadapi sebuah persoalan kontemporer. Persoalan baru akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu, pastinya memerlukan solusi untuk memecahkan persoalan tersebut. Peran santri dalam hal ini akan terus dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin jauh dari hakikat agama.

Santri sendiri merupakan sebutan untuk seseorang yang menempuh dan mendalami tentang Pendidikan agama islam yang biasanya menetap di pondok pesantren. Di pondok pesantren para santri di didik oleh ulama atau kiyai agar menjadi seseorang yang alim dan berilmu tinggi serta dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Peran ulama pun sangat penting untuk mendidik para santri agar menjadi pribadi yang islami karena para ulama juga berawal dari seorang santri.

Selama berada di pesantren, selain diajarkan mengaji dan mengkaji ilmu agama, para santri juga diajarkan untuk mengamalkan serta bertanggung jawab atas apa yang telah dipelajari selama menempuh pembelajaran. 

Di dalam pesantren para santri juga diajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kemandirian, keikhlasan, dan lain-lain. 

Kesederhanaan berarti ditengah-tengah tidak berlebihan, dalam berpakaian dan berprilaku para santri di tuntut untuk sederhana, bahkan makan pun juga sederhana. 

Aadapun kemandirian berarti hidup secara mandiri tidak selalu bergantung kepada orang lain. Karena hidup jauh dari keluarga para santri mau tidak mau harus hidup dengan mandiri dan mengurus kepentingannya sendiri tidak bisa bergantung kepada keluarga atau orang tua lagi. 

Sedangkan keikhlasan atau pengabdian tanpa memperhitungkan untung dan rugi pribadi merupakan makna hubungan baik yang tidak hanya antar santri sendiri, tetapi juga antara para santri dengan kiai serta dengan masyarakat. 

Dari semangat keikhlasan tersebut, menjadikan para lulusan pesantren sebagai pribadi yang cerdas secara emosional, berbudi luhur, serta bertanggung jawab terhadap setiap amanah yang diembannya.

Syaikhona KH. Abdul Karim (pendiri Pondok Pesantren Lirboyo) mengungkapkan keinginannya agar santri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga menjadi ulama, sepertiga  berjuang di dalam pemerintahan, dan yang lain menjadi aghniya' (orang-orang berharta) yang berjuang dengan hartanya. 

Artinya, santri yang telah mendapatkan ilmu dari pesantren, tidak semua harus menjadi kyai tetapi harus ada maqom atau tempatnya masing-masing. Ada pembagian untuk mengisi dan menerapkan keilmuannya di bagian pemerintah, atau profesi lainnya dan ada yang berjuang dengan hartanya.

Tantangan yang harus dihadapi santri pada masa kini dan masa yang akan datang terletak pada era modernisasi. Salah satu modernisasi yang ada sekarang ini yaitu dalam ranah pendidikan yang sekarang berada di era globalisasi dan digitalisasi, dimana penggunaan teknologi internet sudah mendunia dan menyebar luas ke berbagai kalangan. 

Informasi dari berbagai negeri dapat diakses dengan cepat dan mudah. Pada ranah lingkunann kemasyarakatan, nilai etika dan moral mulai dilupakan. Akhlak yang dicerminkan terkadang berbanding terbalik dengan apa yang ada di masyarakat.

Pada hal ini peran santri yaitu untuk memberi tauladan kepada masyarakat sekitar. Dampak dari teknologi yang membuat segala sesuatu serba online membawa dampak negatif serta positifnya. 

Teknologi dapat sangat bermanfaat tergantung dengan pengguunannya, sehingga alangkah baiknya jika teknologi di isi dengan materi keislaman.

Santri yang berintelektual pastinya akan bijak dalam bersosial media. Didampingi dengan perbaikan akhlak yang semakin hari kian memburuk pada kalangan pelajar muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa, disini seorang santri harus dapat menjadi penengah yang mengajak ke arah kebaikan, bukan ikut terlibat dalam kesesatan tersebut.

Santri harus menjadi penggerak dan harus mengamalkan ilmunya meskipun sedikit, karena hal itu akan memberi pengaruh yang baik pada kelangsungan hidup bangsa sebagai salah satu bentuk bakti santri pada negeri ini. Jika orang di negeri ini memiliki sikap yang baik, maka besar kemungkinan negara yang di bangun juga akan menjadi negara yang baik, sebagai perwujudan dalam Baldatun Thoyyibatun wa rabbun ghofur.

Dalam berbagai hal peran ulama dan santri sangatlah penting dan tidak bisa dipungkiri bahwa santri akan selalu menjadi pelopor dan penggerak dari bangsa ini. Karena zaman yang terus berubah ke arah yang tidak pasti tentunya harus di iringi dengan individu-individu yang tepat untuk menghadi perubahan tersebut dan disinilah peran ulama dan satri sebagai orang yang harus memimpin bangsa untuk menghadapi perubahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun