Mohon tunggu...
mts ddi
mts ddi Mohon Tunggu... Guru - Madrasah Hebat

Is The Best Choice

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Logika Agama: Mengapa Kita Harus Bertoleransi?

15 Oktober 2019   21:11 Diperbarui: 15 Oktober 2019   21:14 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada istilah yang kita sering dengar yaitu toleransi tasamuh didalam bahasa Agama. Toleransi adalah penyimpangan dari yang tadinya harus dilakukan, penyimpangan yang dapat dibenarkan. Mengapa manusia harus bertoleransi? 

Agama menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial pasti berbeda-beda, itu bukan saja keniscayaan, tetapi itu adalah kebutuhan, tapi dalam saat yang sama tuhan menghendaki juga agar kita bersama dengan tuhan dan bersama dengan seluruh manusia, karena kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama.

Keniscayaan perbedaan dan keharusan persatuan itu itulah yang mengantar manuasia harus beroleransi. Sekali lagi kita bertanya mengapa harus bertoleransi, karena semua manusia mendambakan kedamaian tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Semua kita mendambakan kemaslahatan tanpa toleransi tidak akan ada kemaslahatan, semua kita mengiginkan kemajuan, tanpa toleransi kemajuan tidak akan tercapai.

Dari sini Agamapun memberikan toleransi, bukan saja dalam kehidupan kemasyarakatan, tetapi juga dalam kehidupan beragama. Saya akan memberikan beberapa contoh dari ayat-ayat Al-Qur'an bahkan dari sejarah Nabi Muhammad SAW, melihat bagaimana tingginya toleransi beliau, bagaimana tingginya toleransi yang diajarkan oleh Al-Qur'an guna menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan, bukan saja bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh rakyat, seluruh masyarakat bahkan seluruh manusia.

Kita katakan bahwa Nabi menyatakan bahwa aku diutus untuk membawa Agama yang penuh dengan toleransi. Ketika terjadi perjanjian hidaibiyah, menulis perjanjian itu dalam konsepnya Nabi Muhammad SAW, menyatakan Bismillahirrah Manirrahim, oleh kaum musyrik kalimat basmalah itu mereka tidak setujui, mereka meminta agar ditulis bismikallahumma, Nabi berkata kepada Ali Ibn Abi Thalib, hapus basmalah dan tulis bismikallahumma, sesuai usul mereka.

Nabi Muhammad SAW, menyusun dan menyatakan inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah dan wakil dari kaum musyrik Mekkah, pemimpin delegasi kaum musyrik berkata, seandainya kami mengakui engkau sebagai Rasul Allah, maka kami tidak akan memerangimu, tulis inilah perjanjian antara Muhammad putra Abdillah, 

Rasul pun berkata hapus kata Rasulullah dan ganti dengan Muhammad putra Abdillah. Sayyidina Ali dan sahabat-sahabat tidak ingin bertoleransi dalam hal ini, mereka enggan menghapusnya, tetapi Nabi yang penuh dengan toleransi itu menghapus tujuh kata itu demi kemaslahatan, demi perdamaian.

Kita memang tidak boleh mengorbankan aqidah demi toleransi, tetapi dalam saat yang sama kita tidak boleh mengorbankan toleransi atas nama aqidah. Kita perlu bertoleransi, karena itu banyak ayat Al-Qur'an yang berbicara atau menganjurkan kita menerapkan toleransi itu, bacalah surah saba' ayat 25 dan 26, kita akan menemukan disitu Nabi Muhammad SAW, diajarkan untuk menyampaikan kepada kaum musyrik, kepada non muslim bahwa kami yang berada dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata yakni boleh jadi kami yang benar, boleh jadi juga kami yang salah tetapi nanti Allah akan menghimpun kita dan dialah yang akan memberikan putusan, siapa yang benar dan siapa yang salah.

Ini bukan berarti bahwa kita mengorbankan aqidah, dengan berkata bahwa kita salah, tetapi demi kehidupan bermasyarakat yang penuh kedamaian. Jangan mempersalahkan orang, katakanlah boleh jadi anda benar, boleh jadi juga anda salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun