Mohon tunggu...
Muhammad Tsani Ansori
Muhammad Tsani Ansori Mohon Tunggu... Lainnya - Psychology addict

Menyukai psikologi, filsafat, dan lika-liku sosial

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Meraih Kebahagiaan dengan Dikotomi Kendali

24 September 2021   13:09 Diperbarui: 12 Oktober 2021   18:09 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak ingn hidup bahagia? Tentu saya rasa semua orang menginginkannya, tetapi apakah kebahagiaan itu selalu datang dengan sendirinya? Atau kita yang menciptakan kebahagiaan itu sendiri? Lalu kalau kita bisa menciptakan kebahagiaan bagaimana caranya? "Banyak jalan untuk menuju Roma", saya rasa pepatah itu sangat cocok untuk kita yang ingin menuju Roma dalam hal ini adalah kebahagiaan. Salah satunya dengan dikotomi kendali.

Dikotomi kendali merupakan salah satu ajaran dari stoisisme atau stoa atau biasa disebut filosofi teras dimana ada hal yang bisa kita kendalikan dan tidak bisa kita kendalikan atau di luar kendali kita. Hal yang bisa kita kendalikan adalah opini atau persepsi kita, keinginan, tujuan, segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri. Sedangkan hal yang di luar kendali kita adalah cuaca, kondisi kita saat lahir, penyebab kemacetan jalan hingga kesehatan dan kekayaan kita.

Bagi stoa, kegagalan atau suatu hal yang menyedihkan itu sifatnya netral kemudian diri kita sendiri yang merepresentasikan sebagai ketidak nyamanan, apabila kita menyikapinya sebagai sebuah ujian yang akan membuat diri kita menjadi seseorang yang lebih kuat maka kejadian yang tadinya bernilai negatif berubah menjadi positif.

Stoa juga mengatakan bahwa mengharapkan kebahagiaa pada hal-hal di luar kendali adalah irasional dan melawan hukum alam, itu sama saja kita memasrahkan perasaan dan kedamaian kita pada pihak atau orang lain. Oleh karena itu sebenarnya kitalah yang berhak dan harus menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri dengan fokus pada hal di bawah kendali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun