Mohon tunggu...
Politik

Buka Dulu Topengmu, Sudirman Said (III)

19 November 2015   22:13 Diperbarui: 22 November 2015   00:44 114398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buka Dulu Topengmu, Sudirman Said! (I)

Buka Dulu Topengmu, Sudirman Said! (II)

Indika Energy Group, Pindad dan Penguasaan Sektor Hulu Migas

Selepas dicampakkan dari ISC Pertamina karena kelakuannya yang tidak transparan, Dirman ditampung oleh Indika Energy, satu perusahaan energi dan migas nasional. Kariernya di awali dari Direktur SDM di Petrosea, anak perusahaan Indika Energy,selanjutnya jadi Direktur SDM di holding Indika Energy. Pengabdian Dirman di Indika ini akan mewarnai sepak terjang Dirman selanjutnya dalam dunia persilatan energi dan sumber daya mineral tanah air.

Selepas dari Indika Energy, Dirman jadi Dirut Pindad, perusahaan plat merah yang bergerak di alat persenjataan dan kendaraan tempur. Masuknya Dirman di Pindad tidak lepas dari peran Syafrie Syamsoeddin (waktu itu menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan). Poros Dirman dan Syafrie tercipta pada saat Dirman menjadi bagian dari Tim Penataan Unit Bisnis TNI. Hubungan tersebut berlanjut pada saat Syafrie jadi Wakil Menhan, dan Purnomo Yusgiantoro sebagai Menterinya. Syafri-lah yang merekomendasikanDirman kepada Menteri BUMN untuk diangkat sebagai Dirut Pindad. Dirman di Pindad dan hubungan hangatnya dengan Syafrie juga turut mewarnai sepak terjang Dirman sebagai ESDM 1 sekarang.

Terpilihnya Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wapres membawa angin baik bagi Dirman. Dia menjadi kuda hitam dari beberapa calon kuat yang berpotensi ditunjuk menjadi ESDM 1. Nama sang mentor, Ari Sumarno sangat santer diperbincangkan bakal menjadi ESDM 1 pada saat penyusunan Kabinet Kerja. Hal ini wajar karena memang Ari merupakan tim inti Jokowi/JK di bidang energi. Bagi Ari, peluang untuk menjadi ESDM 1 merupakan satu kesempatan emas yang harus direbut dan diperjuangkan, karena memang “pesta besar” yang belum sempat terselenggara pada saat dia dan Dirman masih di Pertamina tahun 2009 silam, tentu saja harus dibayar tuntas.

Lacur bagi Ari, Jokowi dan JK ingin menempatkan sang adik, Rini, memimpin gerbong BUMN. Janggal rasanya, jika dalam satu kabinet terdapat 2 menteri yang memiliki hubungan adik kakak. Melalui pertimbangan taktis, strategis dan politis, akhirnya Jokowi-JKmemilih Rini, sedangkan sang kakak, Ari, mesti bersabar karena tersisih dari kabinet.

Bagi Ari, kegagalan menjadi ESDM 1 bukanlah akhir dari cerita. Dia bertekad untuk tetap menguasai sektor energi, langsung dirinya atau melalui kepanjangan tangannya. Batal jadi menteri, Ari tak kurang akal: menyodorkan kader terbaiknya, Sudirman Said aka Dirman! Namun, menyorongkan nama Dirman keJokowi tentunya akan sulit, jika dilakukannya sendiri bersama Rini. Wajar saja, karena Jokowi tidak kenal Dirman, dan Dirman sosok tanpa prestasi di dunia migas.

Ari lantas membentuk tim untuk meyakinkan Jokowi bahwa Dirman adalah pilihan terbaik menjadi ESDM 1. Team up dilakukan melalui jaringan Makasar, di bawah komando JK, dan Syafrie serta Said Didu (atas perintah JK, Said Didu didorong Dirman menjadi Dirjen Minerba, dalam rangka mengamankan agenda Perpanjangan kontrak Freeport. Jokowi sadar, dan menolak mentah-mentah Said Didu. Baca

Selain menggalang dukungan politik, Ari dan JK membangun aliansi ekonomi dengan merangkul Indika Group, salah satu “rumah bisnis” Dirman. Tim inilah yang bekerja secara sistematis dan terstruktur untuk meyakinkan Jokowi melalui JK dan Rini, ketua Tim Transisi kala itu.

Tipu daya mereka tidaklah sia-sia. Saat pengumuman kabinet Kerja, nama Dirman didapuk sebagai Menteri ESDM. Tidak ada yang menyangka bahwa sosok ini yang akan dipercaya menduduki jabatan ESDM 1. Para pelaku bidang energi dan sumber daya alam terbengong-bengong dengan ditunjuknya Dirman sebagai ESDM 1. Selain tidak menjadi perbincangan publik, background pendidikan yang tidak nyambung, pengalaman Dirman di bidang energi yang tidak berurusan dengan kepakaran teknis dan bisnis, tapi lebih ke pelatihan SDM di sektor energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun