Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Segitiga Parapat-Toba-Ajibata Menjadi Kota Partoba

6 September 2016   11:03 Diperbarui: 6 September 2016   11:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Parapat-Ajibata (Sumber: www.metroasahan.com)

[caption caption="Www.metroasahan.com "]Jika kawasan lingkar Danau Toba hendak dijadikan destinasi wisata kelas dunia, maka perlu dipikirkan untuk membentuk satu kota wisata modern di sana. 

Sebab di lingkar Danau Toba itu, tidak ada satupun kota wisata modern. Balige, Tobasa dan Pangururan, Samosir aslinya adalah kota kecamatan yang menjadi ibu kota kabupaten. Parapat, Simalungun dan tetangganya Ajibata, Tobasa , juga Porsea, Tobasa dan Haranggaol, Simalungun sampai sekarang masih kota kecamatan. Itu untuk menyebut sejumlah kota yang menonjol.

Tapi pertanyaannya tentulah  apa sih urgensi sebuah kota wisata modern untuk kawasan wisata Danau Toba. 

Jawabannya simpel saja. Sebuah kawasan wisata besar, seperti Danau Toba, memerlukan sebuah kota wisata modern sebagai pusat industri pariwisata.  Kota ini akan menjadi simpul utama (center) jejaring layan wisata di seluruh kawasan Danau Toba.

Ringkasnya, kota wisata modern itu menjadi pintu keluar/masuk wisatawan ke/dari semua penjuru/lokus wisata Danau Toba. Di samping juga menjadi lokus semua ragam wisata semisal alam, budaya, sejarah, geologi, ekonomi rakyat, dan kuliner yang ada di sana

Hal teoritis itu lebih baik dijelaskan dengan contoh. Kota Bandung adalah simpul layanan wisata Priangan. Jogjakarta simpul layanan wisata DIY. Malang simpul layanan wisata Malang dan sekitarnya. Denpasar simpul layanan wisata Bali. Mataram simpul layanan wisata Lombok. Jika berkunjung ke daerah-daerah wisata itu, hampir tak mungkin melewatkan kota-kota tersebut.

Pertanyaannya, untuk kawasan Danau Toba kota mana yang layak dikembangkan menjadi simpul utama layanan wisata? 

Mungkin ada yang menunjuk kota Parapat, atau Balige, atau Pangururan. Tapi saya punya pemikiran yang beda.

Saya berpikir untuk mengembangkan satu kota wisata modern dengan menggabungkan tiga kota/desa-kota yang sudah ada. Persisnya kota Parapat, Simalungun, kota Ajibata, Toba-Samosir, dan desa-kota Tomok, Samosir. 

Ini saya sebut “segitiga kota wisata” Parapat-Tomok-Ajibata. Disingkat jadi Kota Partoba (PARapat-TOmok-ajiBAta). 

Jika Kota Partoba dibentuk, maka dia akan menjadi kota yang unik karena sebagian terbesar wilayahnya adalah perairan Danau Toba. Perairan yang terbentang dari pantai Parapat-Ajibata di garis pantai timur-luar dan pantai Tomok di garis pantai timur- dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun