Akhirnya Centang Hijau Ari Budiyanti Diganti Admin Kompasiana

"Burung pelatuk hinggap di teralis. Ketimbang ngantuk mendingan nulis." -Engkong Felix

Siang bolong di Gang Sapi. Langit mendung, udara sejuk.  Ngantuk. Secangkir kopi giling sendiri tak kuasa melawannya.

Baca juga: [World Cup Qentir #11] Samurai Jepang Tidak Kalah tapi Gugur

Jadi? Ya, nulis saja. Mujarab membunuh kantuk.

Nulis apa?  Ya, nulis artikel ini.  Nanya kok gak mutu.

Pemicunya artikel auto-HL Admin Kompasiana.  Perihal penghapusan centang hijau Kompasianer.  Alasannya, "... setiap akun di Kompasiana berkewajiban mengisi kelengkapan data, seperti yang diterapkan di platform digital lainnya. Dengan pertimbangan ini, maka tanda Validasi (centang hijau) tidak lagi relevan/diperlukan." [1]

Engkong Felix tak pahamlah logika argumen Admin Kompasiana itu.  Rasanya sih ada logical fallacy di situ. Tapi  sudahlah. Engkong malas mendebatnya. Ntar dikira bullying pula.

Baca juga: [World Cup Qentir #10] Ayam Jantan Berkokok di Al Thumama Qatar

Pada artikel anggitan Admin itu, ada juga sejumlah pertanyaan kompasianer.  Admin ogah menjawabnya.  Untunglah ada kompasianer Yana Haudy, penerima Best in Opinion Award 2022, yang rajin menjawabi.

Emang gitu mestinya manner para peraih award best of the best itu.  Jangan malah ghosting ke Negeri Kakartana macam Guido Arisso, tuh.  

Tapi itu urusan para best-bestanlah.  Mau ghosting atau exhibiting.

Engkong hanya mendadak teringat perjuangan kompasianer Ari Budiyanti, pemuisi tiada ujung, yang berjuang menghilangkan centang hijauanya.  Sebab teman-teman seangkatannya, dan adik angkatannya, sudah pada biru.