Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keceriaan yang Tersembunyi di Kuburan

19 September 2022   05:59 Diperbarui: 19 September 2022   06:21 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepasang mata putih yang menawan (Dokpri)

Kuburan tak melulu kemurungan. Tapi juga keceriaan.

Seperti kemarin kualami di pekuburan Kampung Kandang. Di Jagakarsa Jakarta Selatan.

Hujan September telah membuka kelopak bunga-bunga rerumputan di sana. Membentuk mozaik warna-warni cerah di tanah kuburan.

Tak heran bila Vina Panduwinata dulu mendendangkan September Ceria. Mungkinkah penggubah lagu itu terinspirasi rerumputan berbunga di kuburan?

Memang keindahan bunga-bunga kuburan itu tersembunyi. Terjepit di antara lebatnya rerumputan takberbunga. Di antara ribuan gundukan-gundukan duka.

Hanya mata pecinta keindahan yang sudi menangkap keindahan bunga-bunga kecil itu. Mungkin semacam mata rabun milikku. Tapi jelas bukan mata para perawat makam yang selalu siap dengan gunting rumput elektrik di tangannya.

Ya, musuh bunga-bunga kecil yang indah itu adalah para perawat makam. 

Dalam sosiologi tetumbuhan, rumput-rumput berbunga di kuburan itu tergolong lapisan bawah. Jika mereka tumbuh di kebun sayur, maka petani menyebutnya gulma, tanaman pengganggu. Harus dicabut lalu dibuang.

Padahal mungkin itu bukan gulma. Tapi tumbuhan simbiosa mutualis bagi tanaman petani. Itu sebabnya Masanobu Fukuoka, Bapak Pertanian Natural Jepang, membiarkan tumbuhan liar tertentu tumbuh bersama tanaman sayuran di lahan taninya.

Ah, mungkin saya terlalu serius, ya. Sampai bawa-bawa nama Vina dan Masanobu segala. Atau mungkin saya terbawa melankolis oleh warna-warni bunga-bunga kuburan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun