Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melawan Kuwait, Timnas Indonesia Butuh Raisa dan Sniper

8 Juni 2022   20:43 Diperbarui: 8 Juni 2022   20:55 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim sepak bola Timnas Indonesia saat laga persahabatan FIFA melawan Bangladesh di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung (1/6/2022). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa via kompas.com)

Timnas Indonesia bisa menaklukkan Timnas Kuwait dalam laga kualifikasi Grup A Piala Asia 2023 malam ini (Rabu, 8 Juni 2022, pukul 23.15 WIB) dengan syarat kehadiran "raisa" dan "sniper" handal di dalam tim.

Dengan "raisa" yang saya maksud adalah pemain bertipe "pengurai massa". Sedangkan "sniper" adalah pemain spesialis penembak jitu dari jarak jauh dan sudut sempit.

Agar lebih jelas, saya contohkan  Lionel Messi dan Ronaldo.  Keduanya adalah pemain komplit, tipe "sniper-raisa". Penembak jitu, iya, pengurai lawan, iya.   

Dengan atau tanpa bola, pergerakan kedua pemain itu  mampu menarik serta pemain lawan, sehingga terbukalah lorong serbu dan ruang tembak di area pertahanan lawan.

Keduanya juga mampu melesakkan bola ke gawang lawan dari jarak jauh dan dari sudut sempit. Sedemikian sempitnya sehingga secara logika sukar dipercaya bisa terjadi gol. Walau secara teori fisika, bisa saja terjadi.

Sejauh ini saya belum melihat kehadiran seorang pemaian tipe "raisa" ataupun "sniper" dalam Timnas Garuda yang disiapkan pelatih Shin Tae-yong untuk laga kualifikasi Piala Asia 2023. 

Setidaknya itu yang teramati saat laga persahabatan FIFA Match Day antara Timnas Garuda Indonesia melawan Bangladesh (1 Juni 2022) di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung. 

Tak ada pemain tipe "raisa" dan "sniper" dalam Timnas Garuda. Maka tak ada  pemain Indonesia tak mampu mengurai massa pertahanan rapat Bangladesh. Juga tak ada pemain yang mampu melihat dan memanfaatkan celah-celah sempit untuk menembak dan melesakkan bola ke gawang lawan.

Yang terjadi, 10 pemain Indonesia mengepung dan menekan 10 pemain Bangladesh di daerah pertahanannya. Semakin rapat di kepung dan semakin kuat ditekan, tim Bangladesh semakin rapat dan padad atau solid, sehingga semakin sukar ditembus. Itu hukum fisika dasar yang menjelaskan mengapa Indonesia tak bisa membobol gawang Bangladesh.

Jelas, bukan? Jika Timnas Garuda menghadapi Timnas Kuwait dengan cara seperti melawan Timnas Bangladesh, hanya ada dua kemungkinan di akhir pertandingan. Skor 0-0, atau Indonesia kalah telak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun