Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pawang Hujan dan MotoGP, Sinergi Tradisi dan Modernitas di Mandalika

24 Maret 2022   15:03 Diperbarui: 25 Maret 2022   14:07 2127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rara Wulandari, pawang hujan MotoGP Mandalika. Foto: Twitter MotoGp via Kompas.com

Helatan MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika Lombok (18-20 Maret), sukses menorehkan "pembeda" (differentiation) yang sangat kuat. Pembeda itu adalah aksi pawang hujan Rara Isti Wulandari menjalankan ritual "penghentian hujan" di area pit line sirkuit. Pertama dan satu-satunya sepanjang sejarah MotoGP.

Aksi Rara disorot kamera utama MotoGP dan disiarkan ke seluruh dunia, lengkap dengan penjelasan komentator.  Tak hanya disaksikan oleh tim-tim MotoGP, panitia, dan penonton yang hadir di sirkuit. Tapi juga disaksikan oleh seluruh mata penonton siaran itu di seluruh dunia.

Video dan berita aksi Rara menghentikan hujan itu menjadi viral, mengimbangi pemberitaan balapan MotoGP itu sendiri. Konten seputar Rara dan aksinya memenuhi laman media massa dan media sosial. Sosok Rara bahkan  merambah jagad anime menjadi, antara lain, karakter Rara the Rain Shaman.

Seiring viralitas aksi Rara, pro-kontra pun merebak di ruang publik.  Kelompok pro bilang aksi Rara adalah apresiasi terhadap kearifan lokal nusantara. Kelompok kontra bilang aksi pawang hujan itu musyrik/syirik dan mempermalukan bangsa.

Lepas dari pro-kontra yang tak punya titik temu itu, saya ingin sampaikan pandangan lain.  Saya mau tunjukkan bahwa kehadiran pawang hujan di sirkuit MotoGP itu adalah wujud sinergi tradisi dan modernitas dalam satu panggung pertunjukan kecanggihan teknologi otomotif.

Tradisi dan Modernitas, dari Negasi ke Sinergi

Tradisi, jika merujuk Merriem-Webster Dictionary,  secara sederhana diartikan sebagai pemikiran, kegiatan, dan perangkat lama yang dipertahan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat. Contohnya praktek-praktek religi asli semacam sesajen kepada leluhur, sesajen kepada Nyi Roro Kidul, ritus bersih desa, dan ritual tolak bala.  

Ritual pengalihan hujan oleh pawang hujan terbilang sebagai tradisi yang tak punya dasar saintifik.  Kebenarannya (truth) tak bisa dibuktikan secara empirik.  Penerimaan terhadapnya semata berdasar keyakinan (beliefe).

Ilustrasi meme aksi Rara Isti Wulandari meredakan hujan di Sirkuit Mandalika pada 20 Maret 2022 lalu (Foto: Twitter@WatchmenID via cnnindonesia.com)
Ilustrasi meme aksi Rara Isti Wulandari meredakan hujan di Sirkuit Mandalika pada 20 Maret 2022 lalu (Foto: Twitter@WatchmenID via cnnindonesia.com)

Modernitas, sementara itu, merujuk pada suatu keadaan modern. Modernitas pada intinya menunjuk pada pemikiran, kegiatan, dan perangkat baru yang diadopsi oleh suatu masyarakat, baik itu bersumber dari luar atau dari dalam masyarakat itu sendiri. Modernitas pada dirinya menolak atau mendevaluasi tradisi, terutama unsur-unsur yang bersifat supranatural.

MotoGP secara keseluruhan adalah contoh modernitas di dunia otomotif.  Motor balapnya menggunakan  teknologi mesin dan body terbaru sekaligus tercanggih, yang diproduksi dengan teknologi digital paling presisif. Lintasan balap juga dibangun dengan menerapkan teknologi bahan, struktur, dan disain jalan tercanggih.  Pembalap juga memacu motor berdasar pengetahuan dan pengalaman saintifik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun