Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rauli, Perlawanan Pariban dalam Masyarakat Batak

14 Januari 2022   07:19 Diperbarui: 19 Januari 2022   00:15 5279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perkawinan adat Batak (Foto: @chicchojerikho via pariwisatasumut.net)

Tapi semua rencana hati kita
Menjadi seperti mimpi di siang bolong
Sebab telah ada terselip di dalam hatiku
Yang tak mampu kuungkap padamu dinda.

Reff:

Rauli
Ingat aku selalu ingat aku dinda

Rauli
Walau engkau sudah nikah dinda
Hatiku tetap padamu

Rauli
Nantikanlah aku di mimpimu
Kan kuberitahu padamu….
Siapa yang salah
Siapa yang salah di antara kita berdua." 

Syair lagu itu dengan terang mengisahkan bahwa Si Doli telah di-pehape tulangnya dan di-ghosting paribannya. Sakitnya itu "di sini", sampai Si Doli tak bisa move on. Tetap mencintai Rauli yang sudah menikah dengan pria idaman lain (PIL).

Rauli telah melakukan perlawanan terhadap tradisi perkawinan antar pariban. Orangtuanya juga mendukung, membiarkan Rauli meninggalkan kesepakatan perjodohan yang dibuat orangtua. 

Sejatinya Si Doli sudah tahu Rauli punya PIL, tapi didiamkannya, sebab dia percaya pada kata-kata manis tulangnya. Jadi kalau harus nenunjuk siapa yang salah, ya, Si Doli itu yang salah. Sudah tahu Rauli punya pacar, eh, masih disosor juga. Jadi apa pula perlunya Si Doli datang ke mimpi Rauli?

Si Doli jelas belum bisa move on, hatinya masih pada Rauli, maka dia mau datang ke mimpi paribannya yang sudah jadi istri orang lain. Eh, itu tergolong perselingkuhan. Bahaya. 

Siapa yang bisa menjamin bahwa dalam mimpi itu Si Doli hanya mau menyampaikan siapa yang salah di antara mereka berdua. Memangnya bisa menjamin dalam mimpi tidak akan terjadi kontak "kulit ke kulit" dan "bulu ke bulu"? Mimpi masa kini kan tak bisa dipercaya. 

Lagu Rauli, bagaimanapun, dengan baik telah mengisahkan emansipasi sosial orang muda Batak Toba. Secara khusus emansipasi sosial perempuan Batak, untuk membebaskan diri dari kungkungan tradisi perkawinan endogami antar pariban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun