Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Dua Budaya Cuci Tangan Produk Pandemi Covid 19 di Tengah Kita

8 Januari 2022   07:28 Diperbarui: 8 Januari 2022   10:43 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto: Istockphoto/AlexRaths via cnnindonesia.com

Petunjuk: 

  1. Baca soal dengan cermat lalu lingkari jawaban yang paling tepat. 
  2. Dilarang menyontek karena ini bukan ujian.

Soal 1: Sebelum pandemi Covid-19, apa alasan seseorang untuk cuci tangan?

  • A.  Tangannya kotor. 
  • B.  Mau menggendong bayi. 
  • C.  Mau makan di RM Padang. 
  • D.  Habis cebok/mencebok.
  • E.  Semua jawaban benar.

Soal 2: Semasa pandemi Covid-19, apa alasan utama seseorang untuk cuci tangan?

  • A. Tangannya kena kotoran. 
  • B.  Mau menggendong bayi. 
  • C.  Mau makan di RM Padang. 
  • D.  Habis cebok/mencebok.
  • E.  Prokes Covid-19
  • F.  Semua jawaban benar.

Kunci Jawaban: Soal nomor 1: E; Soal nomor 2: E juga.

Jawaban jangan diperdebatkan. Nanti alur artikel ini jadi kacau. Lagi pula, bukan maumu, tapu mauku.

Engkong Felix cuma ingin mengungkapkan dua fakta berikut.

Fakta 1

Sebelum pandemi Covid-19 cuci tangan adalah tindakan individual yang bersifat kondisional. Hanya dilakukan jika dan hanya jika diperlukan sebagai syarat. Semisal mau makan pakai bio-garpu/bio-sendok alias jari dan telapak tangan.

Fakta 2

Semasa pandemi Covid-19 cuci tangan adalah tindakan komunal yang awalnya bersifat instruksional, diatur oleh otoritas kesehatan negara. Tapi lama-lama menjadi kultural, dalam arti menjadi norma. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun