Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kecerdasan Tim, Kunci Kemenangan Timnas Indonesia atas Timnas Singapura

22 Desember 2021   15:24 Diperbarui: 22 Desember 2021   19:07 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Piala AFF 2020 - Singapura vs Indonesia (Foto: bola.com/a. titus)

Laga Timnas  Indonesia versus Timnas Singapura di leg pertama semifinal Piala AFF 2020 malam ini, Rabu 22/12.2021 pukul 19.30 WIB, mengingatkan saya pada Masanobu Fukuoka dan Cho Han-kyu.  

Dua nama itu adalah Bapak Pertanian Natural. Fukuoka di Jepang, Han-kyu di Korea Selatan. 

Fukuoka mungkin bisa disebut Bapak (Penemuan Kembali) Pertanian Natural Dunia. Sejak 1938 dia mengembangkan metode pertanian natural Jepang, atau Metode Fukuoka, dengan menegakkan empat prinsip Do-Nothing Farming . Tidak mengolah tanah, tidak menggunakan pupuk kimia, tidak menyiangi gulma, dan tidak menggunakan pestisida/herbisida.

Cho, setelah berguru pertanian natural ke Jepang, pulang ke Korsel lalu mengembangkan pertanian natural Korea yang berbeda dari Metode Fukuoka.  Dia memadukan metode pertanian natural Jepang, metode pertanian tradisional Korea, dan metoda fermentasi ala Kimchi. Dia memanfaatkan kekuatan mikroorganisme asli (bakteri, fungi, nematoda, dan protozoa) untuk membangun kesuburan lahan.

Metode Cho itu dikenal sebagai Korean Natural Farming (KNF) yang menegakkan enam prinsip pengungkitan potensi alami. Pemanfaatan kandungan nutrisi benih, pemanfaatan mikroorganisme asli, maksimisasi potensi bawaan dengan asupan minimal, menghindari pupuk komersil, tidak mengolah tanah, dan tidak menggunakan kotoran hewan.

Cerita ringkas Masanobu dan Cho itu menunjukkan bahwa bukan karakter Korea untuk meniru mentah-mentah cara Jepang. Kendati belajar dari Jepang, Cho mengintegrasikan teknologi pertanian tradisional Korea dan metode permentasi Kimchi, sayur Korea. Hasilnya, KNF kini berdiri sama tinggi dengan Metode Fukuoka.

Saya menyinggung Masanobu dan Cho karena kebetulan pelatih Singapura, Tatsuma Yoshida berasal dari Jepang, dan pelatih Indonesia, Shin Tae-yong berasal dari Korea Selatan. 

Dengan latar sejarah Korsel sebagai jajahan Jepang tahun 1910-1945, bukan karakter Korsel kini untuk "kalah" pada Jepang.  Kita tahu sekarang, ekonomi Korsel dengan dukungan kulturnya kini telah maju bersaing dengan Jepang.  Merek Honda misalnya kini tersaingi oleh Hyundai, produk Sony disaingi Samsung, dan lain sebagainya.

Di bidang sepakbola Korsel juga tak hendak kalah dari Jepang.  Kiprah tim dua negara itu sudah menapaki helatan Piala Dunia. Puncaknya adalah penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2002 di Jepang dan Korea sekaligus. Pertanda kesetaraan prestasi sepakbola kedua negara di kancah dunia.

Dengan tuturan di atas, saya hendak mengatakan bahwa bukan karakter Shin Tae-yong,  representasi Korsel untuk sudi kalah dari Tatsuma Yoshida, representasi Jepang. Konsekuensinya, bukan karakter Timnas Indonesia pula untuk kalah dari Timnas Singapura di Piala AFF 2020 kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun