Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyingkap Pesona Sisi Barat Danau Toba

9 Desember 2021   05:05 Diperbarui: 10 Desember 2021   14:40 10997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekologi budaya lembah Sihotang, Kabupaten Samosir (Foto: butet sinaga/wikimedia.org)

Pesona lembah tampak dari puncak bukit, pesona bukit terlihat dari dasar lembah.  Sisi barat Danau Toba memiliki semua itu.

Kisah Boru Pareme dan Keturunannya

Orang Batak pertama yang merintis pemukiman baru di sisi barat Danau Toba, keluar dari  Sianjurmulamula, adalah Boru Pareme dan keturunannya. Itu kesimpulan bila merujuk turi-turian, tuturan asal-usul generasi awal orang Batak.

Dikisahkan, Boru Pareme adalah generasi ketiga orang Batak. Dia adalah salah seorang putri Raja Tateabulan, generasi kedua orang Batak yang bermukim di Sianjurmulamula, desa pertama orang Batak.  Tateabulan, atau Ilontungon, adalah leluhur Batak belahan Lontung.

Sianjurmulamula berada di lembah subur Sagala-Limbong, di kaki barat Gunung Pusukbuhit, pada sisi barat Danau Toba. Desa ini adalah prototipe pemukiman Batak sebagai komunitas lembah.

Sianjurmulamula di Lembah Sagala-Limbong berada di kaki barat Gunung Pusukbuhit, Kabupaten Samosir. Menurut perkisahan, dari tempat inilah Boru Pareme terusir karena perbuatan inses dengan Sariburaja, kakak lakinya (Foto: pesona.travel via marketer.com)
Sianjurmulamula di Lembah Sagala-Limbong berada di kaki barat Gunung Pusukbuhit, Kabupaten Samosir. Menurut perkisahan, dari tempat inilah Boru Pareme terusir karena perbuatan inses dengan Sariburaja, kakak lakinya (Foto: pesona.travel via marketer.com)

Selain Boru Pareme, Tateabulan juga memiliki delapan anak lain. Lima orang putra yaitu Raja Biakbiak, Sariburaja, Limbongmulana, Sagalaraja, dan Malauraja. Serta tiga orang putri lagi yaitu Boru Paromas, Boru Bidinglaut, dan Boru Nantinjo. 

Sariburaja dan Boru Pareme adalah kakak-beradik lahir kembar yang, setelah remaja, saling jatuh cinta.  Keduanya terbuai cinta, lalu melakukan hubungan badan berulang kali sampai akhirnya Boru Pareme berbadan dua.

Inses antara Sariburaja dan  Boru Pareme  itu aib besar. Rapat keluarga Tateabulan memutuskan untuk membunuh Sariburaja dan membuang Boru Pareme. Tapi, sebelum dieksekusi, Sariburaja sudah lebih dulu lari menyelamatkan diri.

Boru Pareme kemudian dibuang oleh saudara-saudaranya -- Limbongmulana, Sagalaraja, dan Malauraja -- ke sebuah hutan, jauh  di selatan Sianjurmulamula.  Melewati lembah yang kini dikenal sebagai  Harianboho, Sihotang, dan Tamba. Ke satu lembah kosong yang kini dikenal sebagai Desa Sabulan, Kecamatan Sitiotio. Di situ Boru Pareme berdiam di satu tempat yang dinamai Banuaraja.

Lembah Sabulan-Sitiotio Kabupaten Samosir sekarang dilihat dari tengah Danau Toba. Ke tempat ini dulu Boru Pareme dibuang keluarganya. Kampung Banuaraja dulu berada agak di hulu lembah (Foto: wantisitohang.blogspot.com)
Lembah Sabulan-Sitiotio Kabupaten Samosir sekarang dilihat dari tengah Danau Toba. Ke tempat ini dulu Boru Pareme dibuang keluarganya. Kampung Banuaraja dulu berada agak di hulu lembah (Foto: wantisitohang.blogspot.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun