Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ayat Media Sosial: More Immoral, More Viral, More Money, More Honey

30 Januari 2023   05:34 Diperbarui: 31 Januari 2023   08:52 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menggunakan media sosial (Shutterstock/Cristian Dina/via kompas.com)

Lalu prank. Tak semua, tentu saja.

Salah satu yang sempat viral adalah konten prank KDRT yang dibuat pasutri YouTuber terkenal. Hal itu kemudian menjadi perkara di kepolisian. 

Konten prank KDRT itu immoral karena tiga hal. Membohongi polisi, membohongi khalayak, dan menunjukkan rendahnya empati sosial terhadap korban KDRT.

Juga konten ceramah keagamaan yang menafsir ayat Kitab Suci agama lain secara menyimpang dari, atau bahkan bertentangan dengan, tafsir resmi dari otoritas pemilik Kitab Suci.

Konten desepsi semacam itu banyak. Tujuannya untuk mengesankan ajaran agama sendiri baik/benar, karena ajaran agama lain buruk/salah.

Manipulasi. Konten manipulasi menyajikan tindakan pengendalian dan eksploitasi terhadap orang lain demi mendapatkan keuntungan.

Konten semacam itu menjadi immoral karena menjadikan orang lain obyek eksploitasi. Dan "orang lain" itu tidak sadar dirinya sedang dieksploitasi.

Ada dua jenis cara ekaploitasi yang ditempuh oleh pembuat konten, "pemuka agama medsos". Cara kasar dan cara halus.

Pada cara kasar, gejala kontrol dan eksploitasi terhadap obyek langsung terbaca atau terlihat. 

Contohnya kontek TikTok "nenek mandi lumpur" yang baru saja viral di medsos. Jelas di situ seorang perempuan tua telah dieksploitasi demi menggugah belas-kasih khalayak. Berharap gift akan mengalir. Dan, benar, itulah yang terjadi.

Sebaliknya, pada cara halus eksploitasi terlihat sebagai kewajaran. Bahkan terasakan sebagai sesuatu yang menghibur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun