Jika Admin Kompasiana tidak nyaman dengan artikel ini, silahkan copot labelnya atau dihapus sekalian.-Felix Tani
Humor. Saya pilih label itu untuk tulisan ini. Semata karena saya tertawa, sambil geleng-geleng kepala macam kipas angin dinding. Saat menemukan artikel Ayu Diahastuti, "Anehkah 'Mereka' bagi Kita?" (K. 30/8/2019) tidak diberi label "Pilihan". Itu artikel lama yang baru saya baca setelah dibagikan di grup perpesanan.
Artikel topil pengalaman mistis anggitan Mbak Diah(astuti) itu menurutku memenuhi semua syarat untuk jadi artikel "Pilihan". Bahkan layak juga jadi "Artikel Utama". Â Secara teknis alurnya sistematis, pilihan kata tepat, kalimatnya indah, paragrafnya konsisten. Tanpa salah ketik.
Substansinya jelas menarik. Tesisnya tentang benturan dua jenis "energi", Â energi manusia dan non-manusia, di alam sekitar. Mbak Diah mengisahkan pengalaman benturan energi antara dirinya (manusia) dan eksistensi lain (non-manusia). Pengalaman yang menguras energinya, dalam wujud rasa takut. Lalu, untuk melawannya, dia berupaya menarik dukungan "energi ilahi" lewat doa.
Saya heran betul Admin K pada tahun 2019  tak mampu menangkap substansi elegan pada artikel Mbak Diah itu.  What's wrong with you, Admin K. Artikel sebagus itu bahkan tak diganjar  label "Pilihan". Padahal artikel itu sama sekali bersih dari unsur pembenturan suku, agama, ras, dan antargolongan.Â
Apa mungkin isi artikel Mbak Diah waktu itu dianggap hoaks? Hei, semua artikel tentang pengalaman mistis, hantublau, horor jijay dan sebagainya itu bisa dianggap hoaks. Sebab cuma cerita saja, rak ada bukti empiriknya. Bahkan tahun 2021 ini, Â dengan bikin topil pengalaman mistis, Admin K juga bisa dianggap mengundang artikel hoaks ke rumah Kompasiana.
Atau mungkin Admin K mau berdalih, "Ah, itu kan Admin tahun 2019. Admin 2021 sudah beda, dong." No, you're more of the same. Saya bisa tunjukan bukti-bukti kinerja buruk kurasi artikel oleh Admin K 2021. Mau? Saya yang gak tega. Â
Saya tak hendak berpanjang-lebar. Cuma ingin bilang, "Admin K telah memperlakukan artikel Mbak Diah dan sejumlah artikel lain yang setara dengan itu secara takadil. Jadi, tolonglah perbaiki kinerja kurasi artikel di Kompasiana. Tegakkan keadilan literasi di Kompasiana. Terimakasih." (eFTe)
Â