Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Daun Pisang untuk Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   23:44 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:10 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun pisang, pembungkus berwawasan net-zero emissions (Dokpri)

Gas rumah kaca, kata para saintis, menyebabkan lapisan ozon di atmosfir bumi bolong. Dalam imajinasi Joko, bumi jadi semacam bola plastik yang bolong-bolong disundut rokok. 

"Ngeri," kata Pak Widodo, guru kelas Joko, "kalau ozon bolong, panas sinar matahari tak tersaring. Suhu tinggi langsung memanggang kepalamu. Mengencerkan otakmu, hingga meleleh dari lubang kupingmu."

Joko bergidik. Bukan karena soal "otak encer". Itu sih,  dia mau banget. Tapi soal "otak meleleh dari lubang kuping". Dia takut tak punya otak.  

Dari soal ujian tadi, Joko kemudian menarik kesimpulan.  Pernyataan 1:  Orang tak berotak membungkus lemper dengan plastik/kertas. Pernyataan 2:  Mbok Sembrana membungkus lemper dengan plastik/kertas. Kesimpulan: Mbok Sembrana orang tak berotak.

Mbok Sembrana itu adalah pengurus kantin SD Lalijiwo.

***

Para simbok perajin lemper jangan diajari bikin lemper berbungkus daun pisang. Itu ibarat kamu ngajarin ayam betina berkotek. Emangnya kamu bisa berkotek?

Yang perlu diajar adalah para produsen kertas/plastik. Jangan memprovokasi para simbok pakai kertas/plastik untuk bungkus lemper. Dengan iming-iming lebih praktis, murah, dan aman.

Lebih praktis dan murah? Tergantung situasinya. Kalau punya pohon pisang sendiri, ya, lebih praktis dan murah pakai daun pisang. Kertas/plastik kudu beli ke pasar, kan? Perlu modal.

Lebih aman? Tentu saja aman untuk dompetmu, wahai, produsen kertas/plastik. Tapi jelas gak aman untuk bumi. Tadi sudah dibilang, poses produksi kertas/plastik melepas gas rumah kaca yang merusak atmosfir.

Manusia pengagung modernisasi  harusnya malu kepada manusia pelestari tradisi. Para pelestari tradisi, seperti simbok perajin lemper berbungkus daun pisang, tak perlu sekolah tinggi untuk tahu cara menjaga atmosfir. Tapi manusia modern harus melakukan riset canggih dan mahal, hanya untuk menemukan ulahnya telah melepas gas rumah kaca yang merusak atmosfir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun