Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tak Ada Predator Seks di Indonesia

12 Oktober 2021   06:15 Diperbarui: 12 Oktober 2021   10:12 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Thinkstock via Kompas.com

Coba simak arti predator menurut kbbi.web.id berikut:

"predator/pre.da.tor/ /predator/ n binatang yang hidupnya dari memangsa binatang lain; hewan pemangsa hewan lain"

Lalu cobalah kenakan arti itu pada istilah "predator seks". Istilah yang kerap dilekatkan pada individu-individu manusia pemerkosa. 

Tepatkah?

Predator itu konsep biologi. Merujuk pada hirarki trofik (makanan sumber energi) dalam ekosistem. Rumput dimangsa belalang; belalang dimangsa kadal; kadal dimangsa elang. Atau, cacing dimangsa celeng, celeng dimangsa macan.

Pemangsa, itulah predator. Suatu gejala biologis yang alami. Atau, sesuai dengan hukum alam. Mahluk yang lebih kecil dimangsa mahluk yang lebih besar.

Gejala itu sah-sah saja dalam konteks hirarki trofik. Berlaku hukum keseimbangan ekologis di situ.  Pupulasi belalang dikendalikan kadal, populasi kadal dikendalikan elang. 

Misalkan populasi elang, predator kadal, langka, maka populasi kadal akan meledak. Bayangkan bagaimana rasanya dunia penuh kadal.

Aslinya predator itu bermakna positif dalam konteks kelangsungan dan keseimbangan ekologis. Predator itu musuh alami. Tindakannya nemangsa hewan lain bukan kejahatan.

Predator itu dimanfaatkan juga dalam pertanian alami. Burung hantu misalnya digunakan untuk mengendalikan hama tikus. Burung walet untuk mengendalikan belalang. 

Merujuk arti predator di ranah biologis itu, masih ngotot menggunakan istilah predator seks untuk para pemerkosa?

Pikirkan lagi dua kesalahan dalam penggunaan istilah itu. 

Pertama, predator itu pemangsa alami, sah menurut hukum alam, demi kelangsungan dan keseimbangan ekologis. Apakah predator (seks) itu alami, dan berfungsi menjamin keseimbangan ekologi manusia?

Ngawur banget jika ada yang menjawab, "Ya!"

Kedua, predator itu memangsa obyek kongkrit, hewan lain. Bukan memangsa sesuatu yang abstrak, semacam seks. Seks takbisa dimangsa, tapu dinikmati, secara beradab atan tak beradab. Seks tak beradab berarti, terutama, perkosaan.

Jika istilah "predator seks" tetap digunakan maka, berdasar paparan tadi, saya bisa tegaskan "Tak ada predator seks di Indonesia!"

Marah atas penegasan saya?

Kalau begitu, hentikan menggunakan istilah predator seks untuk para pemerkosa. Sebab istilah itu justru bermakna penyematan fungsi ekologis yang bersifat positif pada mereka.  

Istilah predator memang terkesan sadis dan bejat. Tapi itu justru menyesatkan.

Gunakan istilah yang tepat: pemerkosa. Jelas, itu menunjuk pada penjahat di ranah seks.(eFTe)

*Tombol Anti-HL aktif!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun