Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tragedi Logika Natalius Pigai

7 Oktober 2021   06:59 Diperbarui: 6 Januari 2024   20:26 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi menjajal jalan Trans Papua dengan naik motor trail di ruas  Wamena-Mamugu 1, Papua, 10 Mei 2017. (Foto: Biro Pers Istana Presiden via Tempo.co)

***

Tapi mengapa Pigai menyebut nama Jokowi dan Ganjar dalam satu paket? Apakah karena mereka berdua kompak dalam pembukaan PON XX di Papua? Lalu timbul irihati, "Kenapa harus Ganjar, sih?"

Terbaca, arahnya adalah kontestasi politik dalam Pilpres 2024. Ada ketakrelaan bila Ganjar yang diorbitkan dan, mungkin saja, sukses terpilih sebagai Presiden RI nanti. Kenapa harus dia? Mengapa bukan Prabowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Puan Maharani, atau Amin Rais?

Pigai masuk ke pusaran politik Pilpres 2024. Dia mengkapitalisasi "konflik sosial di Papua" untuk menjatuhkan Ganjar yang "nempel" ke Jokowi. 

Logikanya, kalau Jokowi "tak bisa dipercaya", maka Ganjar, orang diorbitkannya, juga "tak bisa dipercaya".  Agar Jokowi tak dipercaya, maka kepadanya harus ditempeljan label "perampok harta orang Papua", "pembunuh orang Papua", dan "penista orang Papua".

Pigai jelas mendistorsi fakta. Di Papua, Jokowi mengambil kembali harta Papua dari orang asing (Freeport), membangun sarana dan prasarana fisik khususnya jaringan transportasi, dan membangun ekonomi rakyat Papua.

Faktanya, memang ada pembunuhan di Papua. Tapi itu sejarah panjang yang harus ditempatkan dalam konteks konflik bersenjata antara TNI/Polri dan kelompok separatis Papua (OPM/KKB/Teroris). Konflik itu memakan korban di tiga pihak: warga sipil, anggota TNI/Polri, dan anggota kelompok separatis. 

Siapa membunuh siapa di Papua, tergantung pada siapa (posisi, kepentingan, sudut pandang) yang berbicara. Jika Pigai hendak menjatuhkan Jokowi,  maka dia akan menimpakan tanggungjawab atas "pembunuhan" itu ke pundak Jokowi. Dan itulah yang dilakukan Pigai.

Papua memang wilayah kemenangan  Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019.  Jangan sampai hal itu diwariskan kepada Ganjar. "Pembunuhan karakter" Jokowi, itu satu cara untuk mencegahnya.

***

Apakah cuitan Pigai bermuatan rasisme? Menurut analisis saya, ya, bisa ditafsir rasis karena memperhadapkan "orang Jawa Tengah" (mayoritas etnis Jawa) dan "rakyat Papua" (mayoritas etnis Papua).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun