Itu aktivis BEM SI logikanya ditaruh di mana. Masa Presiden negara sendiri didesak untuk melanggar konstitusi. Atau, sengaja mau menjerumuskan Presiden, sehingga ada alasan untuk melengserkannya? Mungkin bisa begitu dengan satu syarat: Presiden Jokowi itu sedungu orang-orang yang mengatainya dungu!
Siapa yang Membodohi BEM SI?
Saya mau katakan, kedua tuntutan BEM SI itu bodoh. Tak ada logikanya atau, kalaupun ada, logikanya sesat. Pertanyaannya, siapa yang telah membodohi aktivis BEM SI?
Ada sekurangnya dua kemungkinan. Pertama, munkin dosen-dosen mereka di kampus tak cukup mengajarkan logika, termasuk logika hukum. Akibatnya begitulah, mahasiswa miskin logika, tapi kaya kata-kata. Kata-kata tanpa logika adalah omong kosong, dan omong kosong adalah indikasi kebodohan.
Tapi mungkin tak bisa terlalu menyalahkan dosen juga. Sangat mungkin di kampus-kampus Indonesia tidak ada Mata Kuliah Logika. Sementara para dosen lebih fokus mentransfer isi buku teks lewat Power Point ke dalam otak mahasiswa.
Kedua, mungkin ada partai atau organisasi politik, atau bahkan persona, yang kepentingannya terganggu dengan pemberhentian 56 pegawai KPK itu. Karena itu dengan segala daya upaya mereka berjuang mati-matian agar 56 pegawai itu dipulihkan haknya menjadi ASN KPK. Disadari atau tidak, langsung atau taklangsung, mungkin saja mereka mendorong dan mendanai aktivis BEM SI untuk berdemonstrasi ke KPK.
Dugaan terakhir ini ada dasarnya. Tidak lazim institusi BEM atau gerakan mahasiswa membela kepentingan satu atau sekolompok orang. Biasanya yang diperjuangkan adalah kepentingan masyarakat dan atau negara.
Jadi, aksi BEM SI memperjuangkan nasib 56 pegawai KPK yang diberhentikan bisa dilihat sebagai suatu absurditas. Tak berlebihan juga jika dikatakan aksi demonstrasi itu telah merendahkan nilai dan martabat yang melekat pada status mahasiswa Indonesia.
Lagi pula aneh jika BEM SI demonstrasi ke KPK. Bukankah seharusnya mereka berdemostrasi ke MK supaya membatalkan keputusannya tentang sah dan konstitusionalnya TWK KPK? Sayang, mereka bergerak ke KPK berdasar logika sesat, karena mengikuti pembodohan entah dari pihak mana.
Masih ada kesempatan bagi aktivis BEM SI untuk belajar berpikir kritis dan logis sebelum turun ke jalan. Sebab saya tidak pernah percaya bahwa mahasiswa telah bodoh sejak lahir. (eFTe)
Rujukan:
[1] “BEM Seluruh Indonesia Sampaikan 5 Tuntutan Saat Demo di Area Gedung Merah Putih KPK”, Kompas.com , 27/09/2021.