Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anarki Cinta dalam Empat Babak

22 Agustus 2021   05:59 Diperbarui: 22 Agustus 2021   06:50 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: bisnis-cdn.com/bisnis.com)

1/

Tadi siang langit biru, bulan putih. Malam ini bulan biru, langit hitam. Dalam ingatku, itu sebiru matamu, sehitam rambutmu.

Aku melewatkan jingga senja. Penuh nestapa. Bintang-bintang berkelana. Seperti hadirmu, menerangiku dan pergi begitu saja.

2/

Pada sajian segelas kopi,  rasa manis acapkali mengalah teredam rasa pahit.
Senja masih menyisakan senyuman manis. Hingga, kau biarkan aku tenggelam dalam rasa sakit.

Kau tahu? Rasa sakit terpendam bukan sekadar ungkapan rasa terabai. Lihatlah. Tatkala rembulan menyingkap tirai malam yang dingin. Akupun mendekap sunyi, senyum bengis.

3/

Lalu kutemukan diri mendulang cinta dalam sekepal rasa dari manisnya rindu, matang terbakar renjana yang kau sisihkan kala senja yang tinggal secuil itu.

Ah, lupakankah rasa rindu, bila jarak hanya sebagai pengganggu. Hujan, panas, hanya peralihan waktu. Masih perlukah kata ragu.

4/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun