Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #070] Jangan Percaya Kata Guru

14 Agustus 2021   06:51 Diperbarui: 20 Agustus 2021   13:29 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok.istimewa)

"Seperti Si Tomas?  Tomas mana maksudmu, Poltak."

"Santabi, Gurunami. Tak tahulah aku. Tapi ompungku selalu bilang aku seperti Si Tomas. Setiap kali aku tak percaya ucapannya."

"Bah, begitu, ya." Guru Harbangan garuk-garuk kepala. "Tiur! Coba kau pergi ke lapo Ama Rosmeri. Minta tolong Guru Gayus ke sini." 

Pikir Guru Harbangan, soal ini pasti berkait dengan Tomas, atau Thomas, salah seorang dari duabelas murid Yesus. Guru Gayuslah yang paling pas untuk mengurainya.

Tak berapa lama, Guru Gayus, guru agama itu, sudah hadir di ruang kelas lima. Wajahnya menyiratkan rasa heran. Sebab tak tahu apa pangkal soal.

"Anak-anak, Tomas yang dimaksud Poltak itu murid Yesus. Bukan bapak Si Alogo," kata Guru Gayus setelah mendengar penjelasan Guru Harbangan.

"Tomas itu tak percaya perkataan murid-murid lain.  Bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan datang menemui mereka. Kata Tomas, sebelum kulihat dengan mata kepalaku sendiri, dan sebelum kucucukkan jariku ke dalam luka di lambungnya, sekali-kali aku takkan percaya."

Guru Gayus menyapukan pandangan ke seluruh kelas. Murid-murid tampak menyimak dengan serius.

"Nah, berdasar kisah Tomas itu," lanjut Guru Gayus, "kalau ada seseorang yang tak percaya pada kata-kata, orang Kristiani lalu menyebutnya seperti Si Tomas."

"Gurunami," Poltak unjuk jari, "Tomas itu kan murid Yesus. Yesus Gurunya, Tuhannya. Kenapa dia tak percaya pada Tuhannya?"

Guru Gayus nyaris tersedak ludah mendapat pertanyaan begitu.  "Poltak ini terlalu cerdas bertanya," pikirnya.Tapi bukan Guru Gayus kalau tak punya cara untuk menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun