Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dinar Candy dan Protes yang Seksi, Aman, dan Cerdas

6 Agustus 2021   11:36 Diperbarui: 6 Agustus 2021   15:09 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Dinar Candy (Foto: Palevi/detik.com)

Ini kisah semasa  SMA dulu, ya, dulu sekali. Engkong Felix disoraki teman-temannya, "Orang gila!" Selidik punya sidik, ternyata di punggungnya ada tertempel kertas bertuliskan  "SEDANG GILA".

Apakah Engkong Felix  benar-benar gila? Tentu, tidak. Tapi jelas ada orang "gila" yang telah menempelkan kertas risakan di punggungnya. Itu candaan taklucu anak SMA. Untunglah ada yang ketawa. Dasar anak-anak gendheng.

Pertanyaan serupa di atas bisa ditujukan kepada Dinar Candy. Di instagramnya,  dia mengunggah aksinya berbikini merah pada 3 Agustus 2021 di pinggir seruas jalan di Lebakbulus, Jakarta Selatan. Dia tampil  memegang kertas karton lebar bertuliskan "SAYA STRES KARENA PPKM DIPERPANJANG".

Apakah Dinar benar-benar stres? Mestinya, tidak. Aksinya itu berencana. Dilakukannya dengan kesadaran penuh. Katanya untuk konten instagramnya yang berhaluan barbar-seksi.  Contoh barbar-seksi, ya, berbikini merah di pinggir jalan. Kurang puas?  Intip sendiri instagramnya, sono.  Engkong gak tertarik!

Dinar itu tak benar-benar stres.  Dalam arti, dia tak sampai keliaran berkini di jalanan.  Tapi aksinya itu "keren". Punya intensi menyuarakan stres warga lapisan bawah dengan cara seksi. Stres karena periuk nasi warga pas-pasan terjungkal.  Itu konsekuensi pembatasan oleh segala versi PPKM dan PSBB.

Dinar  sedang berempati pada rakyat kecil. Dia sendiri merasa ngap. Sebagai seorang DJ dia tak bisa kerja.  Sebab PPKM melarang operasi tempat hiburan malam. 

Pikirnya, warga kecil juga pasti ngaplah,  bahkan mungkin stres juga.  Karena mereka tak bisa asongan, dagang kakilima, dagang keliling, warungan, memburuh, dan lain-lain. Ekonomi mereka kan bersifat harian. Sehari tak kerja, ya, langsung ambruklah.

Optimisme makro dan pesimisme mikro

Memang, tanggal 5 Agustus 2021 lalu,  BPS baru saja merilis laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021.  Katanya tumbuh  7.07% dibanding 2020 lalu. Atau 3.31% jika membanding antar Triwulan II dan 3.0% jika membanding antar Semester I.  Itu jelas angka-angka yang menawarkan optimisme makro. Harus disyukurilah, ekonomi nasional taktersungkur. 

Tapi angka-angka itu harus dibaca secara kritis. Dari sisi produksi, penyumbang tertinggi pertumbuhan adalah usaha transportasi dan pergudangan (25.10%, perbandingan antar tahun), informasi dan komunikasi (7.78%, perbandingan antar Semester I), dan pertanian, kehutanan, dan perikanan (12.93%, perbandingan antar Triwulan II).  

Sementara dari sisi pengeluaran, penyumbang terbesar adalah ekspor barang dan jasa (31.78% antar tahun, 18.51& antar Sementer I) dan konsumsi pemerintah (29.07% antar Triwulan II).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun