Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #069] Anak Sulung Dilarang Jadi Pastor

23 Juli 2021   15:50 Diperbarui: 24 Juli 2021   13:40 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

"Inangtua!  Betul, ya, Poltak mau jadi pastor!"

Binsar bertanya kepada nenek Poltak yang sedang menjemur gabah di halaman rumah.  Dia, Poltak, dan Binsar baru tiba dari sekolah.

"Betul," jawab nenek Poltak singkat.  Poltak sudah pernah memberitahu cita-citanya itu kepada neneknya.  Neneknya sangat setuju dan mendukung.

"Bah, bagaimana itu. Nanti Poltak tak kawinlah," protes Binsar.

"Bah, tau apa kau Binsar soal kawin.  Sudah, sana!  Pada makan siang dulu!"  Nenek Poltak memutus pembicaraan.

"Aku yang mau jadi pastor, kenapa pula teman-teman yang keberatan," pikir Poltak.  Terngiang lagi pertanyaan Berta tadi, "Kau serius mau jadi pastor?"  Poltak tak memberi jawaban.  Dia tak yakin anak-anak pernah serius.

Kabar begitu cepat tersebar di Panatapan.  Dari Binsar dan Bistok kepada orangtua dan kakak-kakak mereka.  Dari kakak-kakak itu kepada teman-teman mereka di Toruan dan Sorlatong.  

Demikianlah. Kabar Poltak mau jadi pastor dengan cepat sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan umat Gereja Katolik Aeknatio.

"Ompu Poltak, aku dengar kabar, katanya Poltak mau jadi pastor, ya.  Betulkah itu?"  Pada hari Minggu, di halaman gereja, Ama Rumiris, Porhanger Gereja Katolik Aeknatio menanyakan kebenaran kabar itu .

"Betullah seperti itu, Porhangernami,"  jawab nenek Poltak memastikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun