Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #058] Menyambut Ratu Belanda Si Penjajah

17 Juni 2021   16:20 Diperbarui: 17 Juni 2021   17:59 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase olwh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

"Anak-anak, penyambutan sudah selesai.  Kita pulang sekarang.  Jalan kaki."  Guru Manaor mengarahkan murid-muridnya untuk pulang kembali.  "Langsung pulang ke rumah masing-masing, ya."

"Jadi, cuma begitu saja?  Kita harus menderita pulang? Terik begini? Lapar pula? Jalan kaki enam kilometer?  Demi ratu dan pangeran negeri penjajah?"  Poltak menggerutu panjang dalam hati.  Dia sungguh tak paham apa artinya merdeka dari penjajahan Belanda.

"Sengsara kalilah kita ini, Gurunami,"  Poltak mengeluh di tengah perjalanan pulang beramai-ramai.  

"Poltak, jangan mulai lagi.  Bersyukur kita bisa berjalan di jalan aspal.  Jalan raya ini, dulu, Belanda yang bikin."  Guru Marihot mengingatkan Poltak.

"Bah, apa pula enaknya jalan di aspal panas.  Tapak kakiku melepuhlah," keluh Poltak pelan, tak sampai terdengar Guru Marihot.  Murid-murid SD Hutabolon tak seorang pun mengenakan alas kali.  Semua kaki ayam.

"Ayolah, Poltak.  Jangan merepet terus.  Nanti cepat tua pula kau." Suara lembut mengingatkan Poltak dari sebelah kiri.  Poltak menoleh. Ada Berta di situ, dengan selarik senyum di bibirnya.

Poltak mendadak bersemangat.  Lupa derita karena penjajahan Belanda.  Dia berlari mengejar Bistok dan Binsar yang sudah agak jauh di depan. 

"Poltak! Tunggu aku!" teriak Berta yang tertinggal di belakang. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun