Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Orang Batak Tidak Makan Babi

12 Mei 2021   16:47 Diperbarui: 12 Mei 2021   18:17 2784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari www.livekindly.co/gunda-film-pig-sentience

Mendompleng viralitas bipang, babi panggang, Ambawang Kalbar, seorang rekan non-Batak menuduhku, "Kamu pasti makan babi juga!" Karena dia tahu saya terlahir sebagai etnis Batak Toba, lalu dibabtis sebagai umat Katolik saat belum kenal orangtua.

"Kamu harus tahu," kataku, "Tidak semua orang Batak makan daging babi." 

Sedikit terperangah, "Masa, sih?" sergah teman itu. Saya terpaksa harus menguliahi teman itu tentang Batakologi.  Gratis!

Begini.  Dari segi agama anutan, etnis Batak itu terbagi tiga kategori sosial.  Batak Kristen, kelompok mayoritas di Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang-Hasundutan, Toba, Samosir, Dairi, Simalungun, sampai Karo.  Batak Muslim, kelompok mayoritas di Tapanuli Selatan, Padanglawas, Padangsidempuan, dan Mandailing-Natal.  Batak Parmalim, kelompok khas yang terpusat di Toba dan Samosir.

Dari tiga kategori Batak menurut agama anutan itu, hanya Batak Kristen yang boleh dan mau makan daging babi.  Batak Muslim mengharamkannya. Batak Parmalim memantangkannya.

"Kau, kan bukan Muslim, bukan Parmalim.  Boleh dong makan babi,"  kejar  teman tadi tak sabaran. Heran, kenapa dia begitu bernafsu memastikan apakah saya makan daging babi atau tidak.  

"Begini, kawan," kataku lagi,  "Biarpun Batak Kristiani boleh dan mau makan daging babi, tak berarti mereka makan setiap hari.  Itu bukan jenis makanan  rumahan."  Saya mesti tambahkan lagi soal Batakologi.  Gratis lagi.

Begini.  Hanya ada dua kondisi orang Batak makan daging babi.  Pertama, pada saat acara adat, kecil ataupun besar, dari sekadar pesta kecil menyambut kelahiran anak (mangharoan) sampai pesta besar kematian sempurna, saurmatua, sudah lengkap bercucu-cicit dari semua anak.  Pada momen seperti itu, para babi akan berganti nama menjadi saksang dan tanggo-tanggo.  Katanya, sih, sedap. Entahlah.

Kedua, pada saat seseorang secara sengaja makan di warung makan, rumah makan, atau restoran Batak. Lazimnya di situ disajikan saksang babi. Atau "babi panggang Karo" (BPK); maksudnya babi panggang ala orang Karo, bukan babi memanggang Karo (kasihan kompasianer Teopilus Tarigan bila demikian).

Jelas, bila seseorang makan di kedai makan Batak, ya, intensinya tak bisa lain dari makan daging babi. Katanya, pasombu tagas, menuntaskan hasrat yang terkekang.  

Jadi, makan saksang babi atau BPK Itu bukan karena iseng. Kalau mau iseng, ya, makan kacang Sihobuk buatan namboru dari Rura Silindung na uli. Atau makan tipa-tipa, emping beras, bikinan nantulang dari Porsea na balau. Cari sendiri arti kata yang dicetak miring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun