Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Rendahnya "Nilai Jual" Perempuan Kompasianer

21 April 2021   18:39 Diperbarui: 21 April 2021   19:03 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari kompas.com/shutterstock

Pada hari ini, Rabu 21 April 2021, bertepatan "Hari Kartini", saya harus bersedih untuk rekan-rekan perempuan kompasianer.  Tersebab mereka,  para "Kartini Kompasiana" itu, ternyata bernilai jual rendah di Kompasiana.

Rekan-rekan perempuan kompasianer, tolong jangan langsung julid dulu. Saya bicara fakta di sini, bukan sekadar bercanda-sutra meneladan Daeng Rudy Gunawan.  Ada bukti empirisnya. 

Ukuran "nilai jual" yang saya pakai adalah perolehan K-Rewards. Hipotesisnya begini: semakin banyak jumlah perempuan kompasianer yang memperoleh K-Rewards berarti  semakin tinggi nilai jualnya.

Padanan nilai jual itu adalah nilai komersil.  Tentu saja yang dimaksud adalah nilai komersil artikel perempuan kompasianer itu di Kompasiana. Pikiran asosiatifnya tolong dikekang sejenak.  

Sekarang mari kita lihat daftar peraih K-Reward bulan Februari dan Maret 2021.  Dari 50 urutan teratas pada bulan Februari hanya ada 11 nama perempuan kompasianer dan pada bulan Maret hanya 8 nama. Mayoritasnya adalah lelaki kompasianer.

Fakta perempuan kompasianer adalah minoritas penerima K-Reward, sangat jelas dan tandas membuktikan nilai jual perempuan kompasianer lebih rendah dari lelaki. Ada yang keberatan dengan simpulan ini? Silahkan buat sendiri kesimpulan yang ringan.

Mungkin ada yang protes, "Sampelnya jangan cuma  50 nama kompasianer peraih K-Reward, dong. Tapi semuanya." Ah, ngapain juga, wong Admin-K gak memperhitungkan nomor 51 dan seterusnya.

Atau, barangkali ada yang menyanggah, "Oh, itu karena perempuan kompasianer kebanyakan centang hijau, sedangkan lelaku kebanyakan centang biru."  Kalau alasannya begitu, maka semakin mempertegas rendahnya nilai jual perempuan kompasianer. Sebab kalau nilai jualnya tinggi, pasti Admin Kompasiana rajin membirukan centang perempuan kompasianer. Itu logika bisnis sederhana.

Jadi, bukan kebetulan yang bersifat acak juga jika pada daftar nomine Kompasianival Awards 2020 nama perempuan jadi minoritas. Jika hanya sedikit nama yang dicalonkan, berarti memang nilai jualnya rendah.  

Karena itu, kepada rekan-rekan perempuan kompasianer saya anjurkan untuk meningkatkan nilai jual di Kompasiana.  Caranya jangan meneladan kompasianer lelaki. Tapi jadilah kompasianer perempuan yang otentik dan kreatif-inovatif. 

Caranya gampang. Ikutilah aku, Felix Tani, maka akan kujadikan kamu kompasianer kenthir. (efte)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun